Chapter 10 (b)
Judul : Saranghae
Author : Choi Yoo Rin
Cast : Cho Kyuhyun, Cho Jonghyun, Seo Joohyun, Im Yoona, Lee Donghae etc.
Genre : fantasy, romance, sad
Length : chapter
Disclaimer : ide cerita murni milik author, castnya author hanya meminjam selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi mereka.
Huuaaahhhh ini akhirnya benar-benar ending… mianhae ne, kalo tidak sesuai harapan readers J
Happy reading
n Sory for typo 😀
*****
Seohyun keluar dari cafe tempat ia bertemu dengan Kyuhyun tadi. Tempat dimana ia menjadi semakin yakin bahwa memang seharusnya ia menghapus perasaannya untuk Kyuhyun. Tempat dimana terakhir kalinya ia bertemu dengan namja itu. Mungkin lebih tepatnya jika ia yang memutuskan jika pertemuan tadi adalah pertemuan terakhir mereka. Ya, Seohyun sudah putuskan untuk tidak akan bertemu Kyuhyun lagi. Tidak akan mau berurusan dengan namja itu. Sudah cukup sakit hati yang ia rasakan. Toh Kyuhyun juga telah memiliki gadis lain disampingnya yang lebih pantas.
Langkahnya gontai, kepalanya terus tertunduk. Menatap sebuah buku diary yang tadi Kyuhyun berikan padanya. Buku diary milik Cho Jonghyun. Namja yang mengaku telah mencintai dirinya semenjak masih SMP. Sesuatu yang baru ia tau setelah namja itu meninggalkan dunia ini. Sesuatu yang membuatnya merasa bersalah terhadap namja itu. Tapi mau bagaimana lagi? Ketidak tahuannya tentang semua ini bukanlah salah dia kan?
Seohyun mendongak saat mendengar beberapa mobil ambulans melaju beriringan di jalan menuju arah yang berlawanan dengan langkahnya saat ini. Keningnya berkerut. Tiga mobil ambulans berjalan beriringan, melaju cukup kencang dengan suara sirine yang memekakkan telinga. Pasti telah terjadi kecelakaan, pikirnya. Seohyun kembali melangkahkan kakinya. Menyusuri jalan, entah kemana kaki itu membawanya ia tak peduli.
Hingga akhirnya gadis itu berhenti di sebuah taman. Ia putuskan untuk duduk disana. Seohyun mulai membuka lembaran demi lembaran diary milik Jonghyun.
12 November 2005
Hari ini aku menyelamatkan seorang yeoja. Ia hampir tertabrak mobil. Untunglah aku datang disaat yang tepat. Sebelum aku sempat menanyakan namanya, yeoja itu berlari meninggalkanku. Hmmm…..yeoja yang manis.
Seohyun menerawang, menggali ingatannya. Tanggal itu memang tanggal dimana ia hampir saja tertabrak sebuah mobil. Namun ada seorang namja yang lebih tua darinya beberapa tahun yang menyelamatkan gadis itu dari maut. Seohyun tidak begitu hafal dengan wajah namja itu karena ia kemudian lari.
30 Desember 2005
Tanpa sengaja aku melihat yeoja yang aku selamatkan dulu di toko buku tadi sore. Tapi aku tidak berani menghampirinya. Aku takut dia lari lagi.
15 Maret 2007
Hari ini aku mengantar adikku Sulli untuk ke sekolah. Ia akan mendaftar di sebuah SMP. Dan aku kembali bertemu yeoja itu. Ternyata ia bersekolah di SMP tempat Sulli mendaftar. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh.
Bingo, dia baru ingat sesuatu lagi. Seohyun memang satu SMP dengan adik Kyuhyun setelah bertemu saat pembukaan cabang baru Cho Grup dan saat dia kuliah.
“Dunia begitu sempit” gumamnya.
Seohyun menatap langit yang mulai mendung. Awan gelap telah menutupi kota Seoul. Gadis itu memutuskan untuk pulang. Sebelumnya, ia telah memasukkan diary Jonghyun ke dalam tasnya.
*****
Sooyeon hanya bisa duduk lemas, air matanya sudah mengalir deras sedari tadi. Ruangan itu tak kunjung terbuka, ruangan dimana sekarang terdapat seseorang yang berarti untuknya. Cho Kyuhyun. Dalam hati gadis itu terus berdo’a, memohon pada Tuhan untuk menyembuhkan namja itu. Bahkan ia rela bila Tuhan mengambil nyawanya sebagai pengganti untuk kesembuhan Kyuhyun. Ia rela. Rela jika memang Kyuhyun sudah tidak memiliki perasaan terhadapnya. Ia akan lebih bahagia jika melihat namja itu –Kyuhyun- dalam keadaan baik-baik saja, dalam keadaan bahagia, meski bukan bersamanya. Meski bersama yeoja lain.
Flahsback On
Sooyeon tengah menyelesaikan desain rancangan gaun pagi itu. Semenjak butiknya sudah resmi dibuka, terkadang gadis itu memilih untuk menginap di butiknya. Ia memang sengaja membuat butiknya menjadi rumah keduanya. Dan pagi ini, ia langsung mengerjakan pekerjaan semalam yang sempat ia tunda karena kehilangan ide.
Kegiatannya terhenti, saat ada panggilan masuk ke ponselnya. Senyum tipisnya tercipta saat melihat id sang penelepon.
“Yoboseyo Kyuhyun oppa.”
“…………….”
“Oh, aku sedang di butik. Waeyo oppa?”
“…………….”
“Ne, tidak begitu kok oppa. Oppa datang saja.”
“……………..”
“Ne, aku tunggu. Annyeong.”
Setelah menutup sambungan teleponnya, gadis itu membereskan meja kerjanya. Kertas-kertas yang berserakan di meja ia tata rapi. Seseorang yang berarti untuknya akan datang, tentu ia harus berbenah bukan?
Tak berapa lama orang yang ditunggu pun datang.
“Annyeong oppa..” sapa Sooyeon mengawali. Tak lupa gadis itu suguhkan senyum termanis yang ia miliki.
“Nado annyeong..” balas Kyuhyun
“Silahkan duduk oppa. Oppa mau ku buatkan minum apa?”
“Terserah kau saja.”
“Baiklah. Oppa tunggu sebentar ne, akan ku buatkan minum.” Kyuhyun hanya mengangguk. Sebenarnya tujuan namja itu mendatangi Sooyeon sepagi ini karena ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. Sesuatu yang berkaitan dengan perkataan Donghae. Sesuatu yang membuat Seohyun enggan bertemu dengannya. Ia menemui Sooyeon sepagi ini karena semalam telah membuat janji dengan Seohyun untuk bertemu pukul 10 di cafe yang juga tak jauh dari butik Sooyeon. Jadi, sebelum bertemu Seohyun, Kyuhyun ingin meminta penjelasan dari Sooyeon.
“Sepagi ini kau sudah ada di butik, kau menginap ya?” tanya Kyuhyun setelah Sooyeon meletakkan secangkir teh hangat di hadapannya.
“Ne. Aku memang sengaja membuat butik ini menjadi rumah keduaku. Ya barangkali aku lupa waktu, atau malas untuk pulang.”
“Ck.. jangan terlalu terlena dengan dunia butikmu ini Sooyeon-ah. Sebaiknya kau segera mencari pasangan. Sudah cukup bagimu untuk menikah.”
“Aish jinjja. Oppa menyindir diri oppa sendiri ya?”
“Mwo?” Sooyeon terkikik melihat ekspresi lucu Kyuhyun saat ini. Sebenarnya ada sisi Sooyeon yang membuat Kyuhyun menyayanginya. Sisi berbeda gadis itu. Namun rasa sayang itu tak lebih dari sayang seorang kakak kepada adiknya. Sooyeon telah mendapat tempat tersendiri bagi Kyuhyun. Tempat sebagai seorang adik. Kyuhyun terlalu menyayangi gadis itu, hingga ia ragu untuk mempertegas perasaannya pada Sooyeon. Ia tak tega.
“Sooyeon-ah..”
“Nde oppa?” Sooyeon menatap bingung Kyuhyun yang terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu.
“Kyuhyun oppa, waeyo?”
“Kau…….ekhm…. apa kau pernah bertemu Seohyun? Ani, maksudku bertemu dengannya hanya berdua?”
Sooyeon sedikit tersentak kaget. Namun sudah ia persiapkan jawaban bila Kyuhyun menanyakan hal itu. Tak Sooyeon sangka jika Seohyun benar-benar akan mengatakan pertemuan mereka pada Kyuhyun.
“Ne, pernah oppa. Emm….pasti yeoja itu sudah mengatakan yang tidak-tidak ya pada oppa. Padahal, aku sama sekali tidak mengatakan hal kasar padanya. Justru dia yang memulai. Aku sakit hati oppa. Aku dilarang menemuimu lagi olehnya. Karena itu aku tidak pernah menghubungimu semenjak pertemuan terakhir kita saat pembukaan butikku.”
“Sooyeon, mianhae. Maafkan aku.”
“Kenapa oppa minta maaf?”
“Maaf karena aku tak bisa membalas perasaanmu. Sebegitu egoisnyakah kau ingin memilikiku hingga berkata seperti itu?”
“Nde? Maksud oppa?”
“Aku mengenal Seohyun jauh sebelum kau mengenalnya. Dan aku tau gadis seperti apa yang telah membuat saudara kembarku jatuh hati padanya. Jonghyun tak akan asal menaruh hati pada gadis yang tega berbuat seperti itu. Begitu juga denganku. Seohyun adalah gadis baik-baik. Tidak akan mungkin dia berkata seperti itu padamu.”
“Op…oppa…ak..aku-“
“Dan dari ucapanmu tadi sudah dapat kusimpulkan jika kau lah yang membuat Seohyun enggan menemuiku. Padahal masih ada sesuatu yang harus ia selesaikan denganku. Aku…..kecewa padamu Sooyeon-ah. Kau sudah berubah.” Kyuhyun berdiri hendak meninggalkan gadis itu.
“Oppa jebal. Maafkan aku. Aku…..aku hanya ingin …hanya ingin…” Kyuhyun menghempaskan pegangan tangan Sooyeon pada lengannya. Ia sudah kecewa dengan sikap gadis itu. Kyuhyun berjalan, keluar meninggalkan Sooyeon yang kini menangis.
Flashback Off
“Hikkss…hikkss….oppa, mianhaeyo..”
“Sooyeon-ah..” Sooyeon menolehkan kepalanya ke asal suara. Ia berdiri saat mendapati Ny. Cho dan Sulli datang.
“Ahjumma, Sulli-ah.”
“Sooyeon-ah, apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Kyuhyun sekarang?”
“Dokter masih menanganinya di dalam ahjumma. Ahjumma, mianhae.”
“Kenapa kau meminta maaf? Ini bukan salahmu nak. Sudah, kau tenang ne.” Meskipun berkata seperti itu, Ny. Cho sendiri sebenarnya merasa tak tenang.”
“Eonni, apa saat kecelakaan oppa bersamamu?”
“Aniyo Sulli-ah. Aku sedang di butik tadi. Tiba-tiba pihak rumah sakit meneleponku memberi kabar bahwa Kyuhyun oppa kecelakaan. Mereka menghubungiku karena pada panggilan terakhir di ponsel Kyuhyun oppa adalah panggilan untukku.”
*****
Seohyun baru saja tiba di kampusnya. Hari ini pukul 10 pagi ia ada janji untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya. Rencananya, ia akan konsultasi untuk penyusunan skripsi yang akan ia mulai bulan depan. Semester ini, memang gadis itu telah menyelesaikan semua sks yang harus ia tempuh. Seohyun merupakan gadis yang cerdas, jadi tak heran jika ia cepat menyelesaikan kuliahnya, dan hendak mulai menyusun skripsinya.
“Annyeong seongsaengnim..” sapanya sambil membungkuk hormat pada Kim seongsaengnim, selaku dosen pembimbingnya.
“Kau sudah datang Seohyun-ah.. Nado annyeong. Duduklah.”
“Ne, kamsahamnida seongsaengnim.”
“Jadi, bagaimana?”
“Ini seongsaengnim.” Seohyun menyerahkan beberapa judul skripsi yang akan ia konsultasikan pada dosen Kim. “Ada beberapa judul yang saya buat untuk menyusun skripsi. Saya ingin meminta pendapat anda, kira-kira judul yang mana yang cocok.”
“Hemmm…….. judul yang pertama kau buat ini sudah cukup bagus kok. Sesuai. Aku punya usulan untuk tempatmu melakukan penelitian skripsi ini.”
“Usulan tempat? Apakah jika dilakukan di Seoul tidak bisa seongsaengnim?”
“Bisa-bisa saja. Tapi akan lebih akurat data yang kau dapat jika menelitinya ditempat yang ku usulkan nanti. Bagaimana?”
“Jika boleh saya tau, tempatnya dimana seongsaengnim?”
“Di kota Busan. Aku punya kenalan dosen disana, jadi kau tak usah khawatir jika mengalami kesulitan dalam melakukan penelitianmu.”
Seohyun tampak berpikir. Bagaimanapun juga hal ini tak mudah untuk nya langsung mengambil keputusan. Penelitiannya tidak hanya sehari, dua hari atau seminggu dua minggu. Bisa berbulan-bulan. Apakah ia siap jika harus tinggal di luar kota, cukup jauh dari Seoul dalam waktu yang cukup lama?
“Apa saya boleh meminta waktu seongsaengnim? Saya ingin membicarakannya dengan kedua orang tua saya dulu.’
“Baiklah. Bagaimanapun juga kau harus membicarakan hal ini dengan orang tuamu.”
“Kamsahamnida seongsaengnim. Saya berjanji, tidak lebih dari 3 hari lagi saya akan memberikan jawabannya.”
“Ya.”
“Kalau begitu saya permisi seongsaengnim. Annyeong.” Seohyun membungkuk hormat pada Dosen Kim sebelum meninggalkan ruangan namja paruh baya itu.
******
Tiga orang itu sedang terlibat dalam obrolan serius di ruangan kerja Tn.Im. Yoona, Donghae dan juga Tn.Im sendiri.
“Maafkan saya ahjussi. Saya tidak bisa memenuhi janji saya untuk melamar Yoona tahun depan. Saya mendapat tawaran beasiswa S2 di Amerika. Sekali lagi maafkan saya.”
“Beasiswa?? Bagus itu anak muda. Tapi bukannya kau sudah berasal dari keluarga mampu?”
“Ne ahjussi. Tapi saya tidak mau merepotkan orang tua lagi. Saya berharap dengan bisa melanjutkan sekolah lagi dapat membahagiakan Yoona kelak. Tanpa embel-embel orang tua.” Tn. Im tersenyum menatap calon menantunya itu. Tak ia pungkiri, dirinya bangga terhadap Donghae. Betapa beruntungnya putrinya jika kelak mereka memang berjodoh. Yah, mudah-mudahan.
“Oke, tak masalah. Kau fokuslah dulu pada pendidikan dan karirmu. Biar Yoona juga fokus dengan kuliahnya dulu lantas menyelesaikannya.”
“Ne, jeongmal kamsahamnida ahjussi.”
“Tapi aku tetap memberimu batas waktu. Jika lebih dari tiga tahun kedepan kau tak kunjung melamar putriku, maka aku akan melepas Yoona pada namja lain yang siap menjadi pendampingnya.” Yoona menoleh pada ayahnya.
“Banyak anak dari kolega appa yang diam-diam menyukaimu Yoon.” Ucap Tn. Im pada putrinya.
“Tapi appa..”
“Baiklah ahjussi. Tiga tahun lagi, Yoona akan resmi menjadi istri saya.” Jawab Donghae mantap. Ia tidak marah dengan ucapan Tn. Im. Justru ia bersyukur memiliki calon mertua seperti Tn. Im. Dengan batas waktu yang telah ditentukan itu, otomatis akan membuat Donghae bersemangat menyelesaikan sekolahnya dengan tepat waktu. Ia juga tak ingin Yoona jatuh ke namja lain. Yoona hanya untuknya.
******
Wanita paruh baya itu menatap sendu putranya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sudah satu minggu berjalan. Namun sang putra tak kunjung membuka matanya. Ny. Cho selalu menepis kemungkinan hal negatif yang akan terjadi pada putranya ini. Ia tidak ingin kejadian seperti pada putranya yang dulu -Jonghyun- terjadi juga pada putranya yang ini -Kyuhyun-. Ia tidak ingin Tuhan mengambil orang yang dia cintai untuk kesekian kalinya. Ia berharap dan akan selalu berdo’a agar Tuhan dapat menyembuhkan Kyuhyun dan memberi kebahagiaan pada keluarga mereka.
“Eomma..” panggil putri bungsunya, Cho Sulli.
“Sulli-ah, kapan kau datang?”
“Baru saja. Eomma melamun ya sampai-sampai tidak menyadari kedatanganku?!” Ny. Cho tak menjawab. Beliau lebih memilih diam, dan kembali memandangi wajah putranya. Meski terlihat pucat, namun sang putra masih terlihat tampan.
“Eomma aku bawakan makanan kesukaanmu. Ja, makanlah. Dari pagi eomma belum makan.”
“Eomma tidak lapar Sulli-ah..”
“Eomma,,, jebal-yo jangan menyiksa dirimu seperti ini. Appa dan almarhum Jong oppa akan sedih jika melihatmu seperti ini. Kyu oppa pasti sembuh eomma. Dia adalah namja kuat. Dia adalah oppa terbaikku, selain Jong oppa.”
“Eomma….” Sulli menyentuh pundak ibunya.
“Ka, suapi eomma.” Akhirnya Ny. Cho mau makan. Sulli tersenyum lega karena ibunya akhirnya mau untuk makan karena sejak pagi tadi sang ibu tidak mau makan.
Ceklek. Pintu terbuka. Baik Ny. Cho maupun Sulli sama-sama menoleh pada pintu, melihat siapa yang datang.
“Annyeong..” sapa salah seorang dari yang datang tadi.
“Ne, annyeong.. nuguya?” tanya Ny. Cho. Sebelumnya beliau belum pernah bertemu dengan dua orang ini. Mungkin saja mereka adalah teman dari putranya.
“Yoona eonni.” Ucap Sulli. Meskipun Sulli tidak begitu mengenal Yoona, tapi ia tau mengenai Yoona, dan juga sahabat Yoona yang tak lain adalah Seohyun. Yeoja yang disukai almarhum oppanya.
“Kau mengenal mereka Sullia-ah?”
“Ne eomma. Ini Yoona eonni, sunbaeku di fakultas. Dia ini adalah sahabat dari Seohyun eonni. Eomma ingat kan Seohyun eonni?”
“Ohh.. ne, Seohyun yang magang dikantor oppamu itu ya?”
“Ne eomma.”
“Sebelumnya kenalkan kami ahjumma. Saya Yoona, dan ini Donghae namjachingu saya sekaligus teman dari Kyuhyun-ssi.”
“Oo… ne, senang berkenalan dengan kalian. Hah, senang jika Kyuhyun punya banyak teman seperti ini. Semoga dengan kehadiran teman-temannya bisa cepat membuat dia sadar.”
Yoona menatap Sulli penuh tanya.
“Kyuhyun oppa sudah satu minggu tidak sadarkan diri. Meskipun operasi telah dilakukan. Bahkan kata dokter, oppa bisa mengalami koma jika belum sadar juga.” Yoona menatap Donghae, dan beralih menatap sendu ke arah Kyuhyun.
“Oya eonni, Seohyun eonni kemana sekarang? Kok aku jarang melihatnya di kampus? Dan kenapa Seohyun eonni tidak ikut kesini?”
Yoona menatap lirih Sulli.
Flashback On
Hari itu setelah menemui dosen Kim, Seohyun meminta untuk bertemu Yoona. Seohyun bilang banyak hal yang ingin ia ceritakan pada Yoona.
“Mianhae Seo terlambat. Aku tadi habis bertemu Donghae oppa bersama appa.”
“Gwaenchana Yoon. Justru aku minta maaf karena telah menyita waktumu.”
“Aishhh aku tak suka kau bicara seperti itu. Ka, ada masalah apa?”
“Aku dan Kyuhyun sudah bertemu. Kyuhyun yang memintaku bertemu untuk menjelaskan semuanya.”
“And than?” Seohyun menunduk.
“Semuanya telah berakhir Yoon..” air mata Seohyun mulai keluar. Yoona yang semula duduk berhadapan dengan Seohyun, kini beralih duduk disamping yeoja itu dan mengusap punggungnya.
“Kyuhyun oppa mendekatiku karena dia telah berjanji pada saudara kembarnya Jonghyun. Jonghyun sudah lama memendam rasa padaku. Namun ia tak sempat mengutarakannya padaku sewaktu masih hidup.”
“Kau tidak mengatakan tentang perasaanmu padanya?’ Seohyun menggeleng.
“Aku tak mau bertemu dengannya lagi Yoon. Aku benci dia. Aku tidak akan menemui dan berurusan dengan Cho Kyuhyun itu lagi..hiiikksss….hiikksss….”
Yoona diam membeku. Tadi setelah pembicaraannya selesai dengan sang ayah juga Donghae, Tn. Im memberitahukan sesuatu. Bahwa Kyuhyun tengah dirawat di rumah sakit karena kecelakaan.Tn. Im tau hal itu karena mereka adalah partner kerja. Dan rencananya setelah ini Yoona akan menceritakannya pada Seohyun. Namun melihat Seohyun yang seperti ini, ia urungkan niatnya. Ia memilih untuk bungkam.
“Sabar Seo…” hanya kata itu yang dapat keluar dari bibir Yoona.
“Hiikkss…. aku…. aku juga akan melakukan penelitian untuk skripsiku ke Busan Yoon.”
“Mwo? Busan? Kenapa tidak di Seoul saja?”
“Itu atas usul dari Dosen Kim. Aku pikir, ada untungnya juga jika aku ke Busan. Mungkin dengan begitu, akan membuatku cepat melupakan nya Yoon.”
“Seo, lari dari masalah bukanlah hal yang tepat. Lagipula apa kau sudah meminta ijin orang tuamu? Apa mereka mengijinkanmu?”
“Mereka pasti akan mengijinkanku jika sudah menyangkut pendidikanku Yoon. Aku ingin menenangkan diri disana …”
Flashback Off
“Yoon…” Yoona terkesiap dari lamunannya setelah Donghae memanggilnya.
“Nde? Ah ne Sulli-ah.. Seohyun sedang ada penelitian untuk skripsinya di Busan.”
“Ooo…pasti sibuk ya dia… “ Yoona hanya tersenyum menanggapi ucapan Sulli barusan.
******
Musim semi telah memasuki Korea Selatan. Daun-daun mulai tumbuh. Seorang gadis cantik berjalan menyusuri jalan dengan senyum yang selalu ia ukir di wajah cantiknya. Seo Joohyun, atau biasa dipanggil Seohyun baru saja pulang dari tempat ia melakukan penelitian. Gadis itu kini tinggal di sebuah rumah yang disana juga tinggal mahasiswa-mahasiswa asal Seoul yang sedang ada keperluan di Busan. Sudah genap satu bulan gadis itu di Busan. Langkahnya terhenti saat ponselnya bergetar, sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Dahinya mengernyit. Sudah lama sekali orang yang mengirimi pesan padanya itu tak pernah meminta bertemu dan kini tiba-tiba meminta bertemu. Ada apalagi?
Seohyun segera mengetik balasan pesan untuk yeoja yang meminta bertemu dengannya itu. Selesai membalas, ia lantas melangkahkan kaki dimana yeoja tadi memberitau keberadaannya sekarang. Dan ternyata tak jauh juga dari tempat Seohyun.
Seohyun sedikit takut untuk bertemu yeoja itu. Takut akan mendengar kata-kata yang dapat menyakitkan hatinya lagi. Seperti dulu.
“Ah kau sudah datang. Cepat sekali. Ka, duduklah.” Sapa yeoja itu ramah. Seohyun dapat melihat senyuman tulus yang yeoja itu berikan untuknya.
“Ne, tadi aku kebetulan sedang berada tak jauh dari sini. Kau sedang ada urusan apa di Busan?” Seohyun mencoba bersikap ramah pada yeoja itu.
“Hanya mencari inspirasi untuk gaun rancanganku saja. Oh ya kau mau pesan apa? Biar aku yang traktir.”
“Terserah kau saja.” Yeoja itu memanggil pelayan dan memesan makanan untuk mereka berdua.
“Rancangan gaunmu bagus-bagus Sooyeon-ssi… sudah cukup terkenal di Korea.”
“Jinjja? Haha…. gomawo untuk pujianmu.. eemmm Seohyun-ssi, ada sesuatu yang ingin ku beritaukan padamu.” Dahi Seohyun berkerut. ‘Tuhan semoga ini tak ada hubungannya dengan Kyuhyun.’ Pikirnya dalam hati. Sudah cukup Seohyun merasa sakit hati. Sebulan gadis itu di Busan, sudah sedikit mengobati luka hatinya. Dan ia tak mau luka itu terbuka lagi. Cukup sudah.
“Ini mengenai Kyuhyun oppa.”
“Sooyeon-ssi, maafkan aku bukannya aku tak mau menghargaimu. Tapi aku sudah tak mau lagi berurusan dengannya. Aku lelah.”
“Kyuhyun oppa koma. Sudah sebulan ini ia tak sadarkan diri. Dan kemarin, ahjumma Cho membawanya ke Amerika untuk berobat disana.”
Tubuh Seohyun seakan membeku. Kyuhyun? Koma? Dan dia tak tau apa-apa? Bahkan sudah sebulan kejadian itu. Mengapa tak ada yang memberitaunya?
“Lantas mengapa kau memberitauku mengenai hal itu?” Seohyun masih gengsi untuk mengakui isi hatinya pada Sooyeon bahwa sebenarnya ia khawatir dengan keadaan Kyuhyun.
“Jangan bohongi perasaanmu Seohyun-ssi… maafkan aku. Ini semua karenaku. Kyuhyun oppa, sebenarnya dia mencintaimu. Dan aku tau kau juga mencintainya. Aku hanyalah seorang adik dimatanya. Tak lebih. Mungkin dengan kau mau membuka hati untuk memaafkannya, dia akan sadar.”
Sooyeon menggenggam tangan Seohyun. “ Kau boleh marah padaku. Luapkan semuanya padaku. Tapi jangan pada Kyuhyun oppa. Cintanya padamu memang tulus adanya. Bukan karena janjinya pada Jonghyun oppa. Dia memang benar-benar mencintaimu. Jebal Seo… maafkan dia..”
“Tapi….tapi apa pengaruh untuk nya jika aku sudah memaafkannya? Toh dia ada di Amerika.”
“Aku akan merekam suaramu. Katakanlah sesuatu untuknya. Mengenai isi hatimu. Aku akan mengirimnya pada ahjumma Cho.” Sooyeon meletakkan sebuah voice recorder di hadapan Seohyun.
******
2,5 years later
“Ayolah Seo…ikutlah denganku.. tak lama kok.” Yoona sedari tadi terus merengek meminta antar ke suatu tempat yang masih Yoona rahasiakan.
“Aniyo aniyo. Kau merahasiakan kita akan kemana. Tentu aku tidak akan mau. Lagipula aku masih banyak pekerjaan Yoon.”
“Jinjja kau ini. Nanti aku akan beritahukan padamu saat kita di mobil. Yaksok.”
Seohyun memutar bola matanya jengah.
“Kenapa tidak meminta antar Donghae saja?”
“Oppa sedang menjemput temannya di bandara Seo. Ah sudahlah kajja.” Yoona menarik tangan Seohyun, sebelum yeoja itu kembali membuat seribu alasan untuk menolak ajakannya.
Dua setengah tahun berlalu, kini Seohyun telah bekerja di Cho Grup. Ia sebenarnya diminta Minho untuk bekerja disana. Dan kebetulan setelah lulus, Seohyun belum mendapat pekerjaan. Jadi ia terima saja. Minho meminta bantuannya untuk menghandle Cho Grup selama sang pemimpin tidak ada. Dan setelah bekerja selama satu tahun di Cho Grup, yeoja itu sudah cukup membawa keberhasilan bagi perusahaan itu. Tentunya bersama Minho juga. Sedangkan Yoona? Gadis itu baru beberapa bulan ini bekerja di perusahaan milik ayahnya. Dan dua bulan yang lalu, Donghae telah kembali dari Amerika lantas melamarnya. Rencananya, sebulan lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Hemm….mengenai Kyuhyun? Bagaimana ya kabar namja itu? Dua setengah tahun sudah meninggalkan Korea.
“Kau mengajakku ke tempat seperti ini? Memaksaku untuk menelantarkan pekerjaanku? Isshhh jinjja kau ini Yoon..”
“Kau ini seperti nenek lampir saja. Sudah diam, duduk disini. Jangan kemana-mana.”
“Loh, kau mau kemana? Loh loh loh… Yoon… Im Yoonaa…. “ teriak Seohyun saat Yoona berlari meninggalkannya. Gadis itu menghembuskan nafas kesalnya. Dia hanya bisa duduk, diam. Menuruti kata sahabatnya tadi.
Seohyun terus menggerutu sebal. Pasalnya Yoona dengan seenaknya meninggalkannya, menyuruhnya hanya duduk diam di kursi taman yang cukup sepi ini. Apa maksudnya coba?? Gadis itu berdiri, hendak meninggalkan taman.
“Eh.” Kagetnya saat merasa ada yang menahan pergelangan tangannya. Seohyun menunduk, menatap tangan yang menggenggam pergelangan tangannya. Lantas mendongak menatap orang yang menggenggam tangannya itu.
Deg. Jantungnya berpacu lebih cepat saat kedua bola matanya bertatapan dengan bola mata coklat hazel yang ia rindukan itu. Dua setengah tahun berlalu, akhirnya ia bisa bertemu dengan namja itu lagi. Cho Kyuhyun.
“Maafkan aku telah membuatmu menunggu lama.” Seohyun tak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu untuk berucap. Ia bersyukur akhirnya Tuhan mau mendengar do’anya, untuk membuat Kyuhyun kembali sembuh.
Grep… Kyuhyun membawa tubuh Seohyun ke dalam pelukannya. Membawa kehangatan dan kenyamanan untuk gadis itu. Tubuh Seohyun bergetar, menahan agar suara tangisnya tak keluar. Tapi percuma, Kyuhyun tau jika gadis itu kini tengah menangis.
“Mianhae Seohyun-ah… jeongmal mianhaeyo…”
“Kyuhyun-ssi…..hikkkss…..hiikksss…..”
“Uljima…..” mereka kembali diam. Mencoba menikmati moment ini. Kyuhyun membiarkan Seohyun meluapkan semuanya. Biarlah saat ini gadis itu menangis. Setelah ini namja itu tak akan dan takkan pernah membuat Seohyun menangis lagi. Janji.
*****
Takdir. Sesuatu yang telah Tuhan tetapkan untuk umatnya. Meskipun terkadang mungkin beberapa orang memiliki takdir yang tidak seperti harapannya, namun percayalah. Tuhan tak akan membuat umatnya merasa sengsara. Kebahagiaan itu pasti datang, meskipun kita tidak tau kapan datangnya. Singkatnya, kebahagiaan itu akan datang di akhir cerita. Dan inilah akhir cerita dari seorang Seo Joohyun. Awal perkenalannya dengan namja hantu bernama Jonghyun membawanya hingga mengenal Kyuhyun. Seseorang yang telah Tuhan takdirkan untuknya.
Tak henti-hentinya Seohyun memandangi wajah Kyuhyun yang tengah serius membaca dokumen di ruang kerjanya. Dua bulan setelah pernikahan Yoona nanti, giliran ia dan Kyuhyun yang akan melangsungkan pernikahan. Dan sekarang, ia selalu menemani Kyuhyun untuk mempelajari dokumen-dokumen perusahaan.
Seohyun bersyukur, usahanya selama 2,5 tahun tak sia-sia. Selama 2,5 tahun itu pula ia selalu mengirimkan rekaman-rekaman suaranya untuk Kyuhyun pada Ny.Cho. berharap namja itu segera bangun dari komanya. Dan ternyata sebulan sebelum kembalinya Kyuhyun ke Korea, namja itu telah sadar. Namun Kyuhyun meminta pada ibunya serta Donghae dan Yoona agar merahasiakannya dari Seohyun. Ingin memberi kejutan.
“Kau akhir-akhir ini hobi sekali memandangiku chagi. Apakah aku setampan itu?”
“Ne, kau tampan oppa. Sangat tampan.”
“ahaahaha… kau ini. Kau juga cantik sayang… lebih cantik dari siapapun.”
“Hmmm…..gombal.”
“Aniyo…aku bicara yang sesungguhnya.”
“Ne ne ne, aku memanglah gadis cantik.”
“Sayang..”
“Nde oppa?”
Grep, Kyuhyun memeluk tubuh ramping Seohyun.
“Saranghaeyo….saranghaeyo….saranghaeyo….” Seohyun terseyum mendengarnya.
“Oppa sudah terlalu sering mengucapkannya padaku sejak kembali dari Amerika.”
“Apa kau bosan mendengarnya?”
“Aniyo… aku senang, sangat senang… nado jeongmal saranghaeyo Kyuhyun oppa..” Kyuhyun menunduk, menatap wajah cantik sang gadis. Seohyun mendongak, ikut menatap Kyuhyun. Mereka sama-sama tersenyum. Segala syukur mereka panjatkan pada Tuhan karena masih memberi kesempatan pada mereka untuk dapat berbagi, menjalani hidup bersama sebagai suami istri kelak.
Seohyun menutup kedua bola matanya. Menikmati sentuhan bibir Kyuhyun pada bibirnya. Menyalurkan perasaan mereka berdua. Namun masih dalam batas wajar. Bukankah dua bulan lagi pernikahan mereka akan dilangsungkan? Jadi sudah ada waktunya sendiri. Untuk saat ini, mereka hanya ingin berbagi cinta melalui ciuman hangat.
END
Kya kyaaa kyaaaa….. akhirnya berakhir sudah… #lapkeringet ffffiiuuhhhhh….. hah, maafkan saya readers sekalian, gak bisa bikin ending yang memuaskan. Ini sudah batas maksimal kemampuan saya… mianhae…. yang penting SeoKyu YoonHae happy ending kan? Kekekekeke….. maaf juga Sooyeon(Jessica) author bikin jadi antagonis disini,, tapi kan akhirnya dia insaf(?) hehehe….
Okkeee lah, terimakasih banyak untuk readers setia yang selalu mengikuti ff ini… terimakasih banyak.
Sampai jumpa di ff Choi Yoo Rin selanjutnya J