EVIL DEVIL [Chapter 21] END

21

EVIL DEVIL

Chapter 21    : And ‘Leave’ Happily Ever After

Cast                        : Seo Joo Hyun

                                 Cho Kyuhyun

                                      Shim Changmin

                              Victoria Song

                           Choi Minho

                               Choi Sooyoung

                           Cho Dongyun

                      Cho Minsuk

                       Cho Ki Bum

                       Cho Yoon Ah

                    Cho Sunny

                     Jessica Jung

 

Length                    : Series (Chapter), Chapter 21

 

Genre                      : Action(?), Romance, Fantasi, Friendship

 

Author                    : Cho Min Ah

 

Last Episode:

“maaf, ya, Seohyun.” Bisiknya pada Seohyun kemudian menancapkan pisaunya di punggung kiri Seohyun. Tepatnya jantungnya. Seohyun langsung ambruk setelah Minho mencabut pisaunya.

Ruangan itu hening seketika.

Minho mengangkat tangannya yang berlumuran darah dan berkata, “aku pemenangnya, apa yang akan kau lakukan sebagai bukti bahwa kau tidak akan memaafkanku?”

“AAAAAAAAAAA!!!!” Kyuhyun mengambil pedang yang ada di dekatnya. Pedang itu adalah pedang pajangan, yang terbuat dari besi asli dan tajam. Kyuhyun berlari ke arah Minho sambil menodongkan pedang itu. Minho tersenyum dan menutup matanya.

“KYUHYUN JANGAAN!!!” seru Victoria.

Terlambat. Pedang itu sudah tertancap di jantung Minho.

~~~EPISODE  21~~~

 “terimakasih,” ucapnya pada Kyuhyun kemudian ambruk. Minho tersenyum. Keinginannya telah terpenuhi.

Sooyoung segera menghampiri kakaknya. “kakak bodoh,” ucapnya sambil memeluk Minho.

“uhh,” Seohyun merintih dan membuka matanya. Kyuhyun, Changmin dan Victoria aget dibuatnya. Bukankah tadi Minho telah menusuk jantungnya dengan pisau?

“Seohyun? Kau baik-baik saja?” Tanya Victoria sambil menghampiri Seohyun. Seohyun menggeleng.

“sama sekali tidak ada yang sakit, Unnie.” Jawabnya.

“bagaimana bisa? Bukankah tadi…?”

“Kaget?” Ucapan Changmin dipotong oleh Sooyoung.  “lihatlah tangannya.” Kata Sooyoung.

Changmin dan Kyuhyun mendekati tangan Minho yang penuh darah dan memperhatikan tangannya dengan seksama. Terdapat luka tusukan yang masih basah dan mengeluarkan darah.

“apa maksudnya ini?” Tanya Kyuhyun heran.

“ini semua sudah dia rencanakan. Selama ini dia memancing kalian kesini karena dia butuh Seohyun sebagai tumbal. Mungkin itu yang ada di pikiran kalian. Tapi sebenarnya, keingin terbesar Choi Minho adalah untuk mati di tanganmu, Cho Kyuhyun.”

“Kenapa begitu?” Tanya Victoria.

“sejak tadi, dia sudah bilang kan? Dia punya seseorang yang dia cintai. Sebenarnya, orang itu sudah meninggal. Namanya Krystal. Dia adalah orang ‘atas’. Mereka bertemu dan saling jatuh cinta. Tapi Krystal meninggal karena penyakit. Kakakku memberinya sihir agar mayatnya tidak membusuk dan menyimpannya di sebuah kamar. Sebenarnya, dengan menggunakan Seohyun sebagai tumbal, Krystal bisa dihidupkan kembali. Tapi tidak ada jaminan penyakitnya akan hilang. Dia pun memutuskan untuk mati dan bersama Krystal.” Cerita Sooyoung.

“anu, ‘atas’ itu maksudnya apa?” Tanya Seohyun heran.

Sooyoung menatap Seohyun. Kemudian kembali menatap Minho dan mencoba mencabut pedang yang ada di dadanya.

“kalian pasti heran kan? Mengapa Seohyun tidak mati. Kalian juga heran kan mengapa aku tidak membantunya sama sekali? Pertama, dia berbisik padaku dan bilang ‘aku ingin berada di samping Krystal nanti. Kau duduk saja dan menonton.’ Lalu, kenapa Seohyun tidak mati? Itu karena kakakku menggunakan sihirnya untuk membuat darah yang keluar dari tangannya muncul di depan dada Seohyun. Ketika kalian melihatnya menusuk Seohyun dengan pisau, sebenarnya dia menusuk tangannya sendiri. Itu dia lakukan untu memancingmu, Cho Kyuhyun.” Terang Sooyoung.

Sekarang semuanya menjadi jelas. Sejak pertama kali dia muncul. Lalu mengincar Seohyun. Bahkan membuat ‘tanda’ di leher Seohyun. Hanya untuk bersama dengan orang yang dia cintai. Choi Minho bukanlah orang jahat.

“itu artinya…” Changmin berjalan ke belakang Seohyun dan menyibakkan rambutnya. Tanda di leher Seohyun telah menghilang.

“Kami turut berduka cita.” Ucap Victoria.

“aku menyesal.” Kata Kyuhyun.

“tidak perlu. Itu memang keinginannya. Aku tidak menyalahkanmu. Dia menulis semuanya disini.” Sooyoung melempar surat ini ke arah Kyuhyun.

saat kalian membaca ini, Kyuhyun pasti sudah membunuhku. Hahahaha. Maaf ya aku sudah melibatkan kalian semua hanya untuk kepentinganku sendiri. Aku membuat kekacauan disana sini. Maaf ya. Karena seperti halnya kalian, aku juga punya hati. Aku juga punya orang yang dicintai. Dan aku akan melakukan apapun untuk bisa bersamanya.

Oh, iya, kurasa, setelah ini selesai kalian akan berurusan dengan berbagai masalah, terlebih dari ‘atas’ mereka memang suka mengurusi segala sesuatu. Merepotkan. Tapi kurasa hukumannya tidak akan seberat itu. Karena aku sudah minta Sooyoung untuk melakukan sesuatu pada mereka.

Aku akan berreinkarnasi dan bertemu dengan Krystal. Kalian sudah dengar tentangnya kan? Dia benar-benar gadis yang menakjubkan. Makanya aku tidak ingin melepaskannya. Kalian sudah membantuku. Terima kasih, ya. Terima kasih banyak.

Best Regard,

Choi Minho’

“sebenarnya ‘atas’ itu apa?” Tanya Seohyun penasaran.

“pergilah, aku akan mengurus sisanya.” Suruh Sooyoung.

Seohyun memajukan mulutnya karena tidak ada yang menjawab pertanyaannya.

“bagaimana dengan keluarga Choi?”

“tentu saja akan tetap ada. Ayahku masih hidup. Kalaupun dia meninggal, aku akan menggantikannya.” Jawab Sooyoung. “Pergilah.” Lanjutnya.

“baiklah, kita pulang.” Ucap Kyuhyun. Dia Changmin dan Victoria mendekati Pintu ‘kemana saja’

Seohyun mendekati Sooyoung. “Sooyoung, maaf ya. Terima kasih.” Ucapnya kemudian berlari kecil ke arah Kyuhyun dkk.

Setelah menyetel tujuan, Kyuhyun dkk pun melangkahkan kakinya. Seohyun sempat menoleh dan melihat Sooyoung dan Minho. ‘Sooyoung menangis’ batinnya.

***

“Seohyun!? Apa yang terjadi? Bajumu.., kau terluka?” Tanya Yoona panic ketika melihat Kyuhyun dkk tiba di istana.

“hahaha, aku tidak apa-apa kok Unnie.” Jawab Seohyun.

“Lalu kenapa bajumu…?”

“Ceritanya Panjang,”

“Baiklah, kita berkumpul di ruang keluarga dan kalian harus menceritakan semuanya” Kata Kibum dan berjalan mendahului mereka ke ruang ke keluarga.

Kyuhyun, Victoria, Changmin dan Seohyun pun menceritakan semua kejadian yang mereka alami di Choi’s Palace. Seluruh keluarga istana yang mendengar cerita mereka terkejut.

“Orang-orang ‘atas’ tidak akan diam saja jika mereka mengetahui ini.”  Dongyun sambil mengusap-usap jenggotnya.

“kau benar. Mereka selalu mengawasi kita. Jadi…” Minsuk mengiyakan.

Tiba-tiba seorang pelayan datang membawa sepucuk surat. Kibum menerima surat itu dan membacanya. Saat membacanya terlihat Kibum terkejut. Begitu pula Yoona yang ikut membaca di sampingnya.

“ada apa?” Tanya Sunny penasaran.

“Cepat sekali,” Ucap Kibum sambil menyodorkan surat itu pada Dongyun.

Dongyun dan Minsuk membacanya bersama dan mereka pun terkejut dengan isinya. Sementara mereka yang belum mengetahui isisnya penasaran dan menatap Dongyun dan Minsuk sebagai tanda minta penjelasan.

“Kita dipanggil untuk sidang.” Kata Dongyun dengan wajah serius.

Sunny, Changmin, Kyuhyun dan Victoria terkejut. Sementara itu Seohyun terheran-heran dengan keterkejutan mereka.

“Seohyun, Kyuhyun, Changmin dan Victoria, kalian dipanggil untuk disidang sementara aku, Dongyun, Kibum, Yoona dan Sunny dipanggil sebagai saksi.” Tambah Minsuk.

“tunggu dulu. Memangnya kenapa kalian terkejut sekali dengan sidang?” Tanya Seohyun masih heran.

“Disini, sidang yang dimaksud adalah, sidang untuk tersangka yang sudah melakukan kejahatan.” Jawab Yoona.

“Jadi maksudnya kita akan diberi hukuman?” Tanya Seohyun lagi.

Semua orang mengangguk.

“sidang itu dimulai seminggu lagi. Bersiap-siaplah. Aku akan mencoba membantu agar hukuman kalian tidak terlalu berat.” Ucap Dongyun.

~Seminggu Kemudian~

“Semua sudah siap? Kita akan berangkat sekarang.”

Semua orang yang berada dalam Limusin kerajaan mengangguk. Suasana di mobil itu menjadi tegang. Semua orang berusaha menenangkan diri untuk menghadapi sidang nanti.

Sesampainya di gedung pengadilan Seohyun bertanya.

“apa ini yang disebut dengan ‘atas’?”

Yoona tertawa dan menjawabnya. “bukan. Ini hanya ruang sidang biasa.”

Ketika masuk di gedung pengadilan, Kyuhyun, Seohyun, Changmin dan Victoria dibawa ke ruang terpisah dan katanya akan di panggil masuk ke ruang sidang nanti. Sementara itu Sunny, Dongyun, Minsuk, Yoona dan Kibum duduk dengan para saksi lainnya.

Di ruang sidang, telah bersiap, para hakim. Kemudian Sooyoung sebagai saksi utama, berada di tempat tersendiri di belakang kursi tempat Minho seharusnya duduk. Di belakang ada keluarga kerajaan dan orang-orang dari Choi’s Palace.

Seohyun, Kyuhyun, Victoria dan Changmin akhirnya dibawa masuk ke ruang sidang. Orang-orang Choi’s Palace menatap mereka benci. Tak lama kemudian, Ketua Hakim memasuki ruang sidang.

Sidang Dimulai.

“Cho Kyuhyun, Seo Joo Hyun, Shim Changmin, Victoria Song, kalian didakwa karena telah melakukan tindakan pembunuhan atas  Choi Minho, seorang Vampire dari Choi’s Palace. Oleh karena itu, kalian berempat akan diberi hukuman yang sesuai atas tindakan kejahatan yang telah kalian lakukan. Apakah kalian menerimanya?” Tanya Ketua Hakim.

Kyuhyun segera mengangkat tangannya.

“Silahkan” Ketua Hakim mempersilahkannya.

“Memang benar, jika terdakwa Seo Joo Hyun, Shim Changmin, dan Victoria Song berada di tempat kejadian ketika tindakan pembunuhan tersebut terjadi. Tetapi sayalah yang bersalah sepenuhnya atas kematian Choi Minho karena saya membunuhnya tanpa bantuan dari mereka bertiga.” Kyuhyun mengajukan keberatan.

“ketiga terdakwa memang tidak memberi bantuan kepada terdakwa Cho Kyuhyun, tetapi seharusnya mereka mencoba untuk menghentikan terdakwa Cho Kyuhyun ketika hendak membunuh korban.” Ucap salah seorang hakim.

“Oppa, bukankah, hakim itu…” Yoona berbisik pada Kyuhyun.

Kibum mengangguk. “ya, dia orang dari ‘atas”’

Kyuhyun mengangkat tangannya lagi. “kalau begitu sama halnya dengan Choi Sooyoung. Saat itu dia juga berada di tempat kejadian dan tidak melakukan apapun. Ketika saya membunuh kakaknya.”

“terdakwa Cho Kyuhyun, harap berbicara setelah Ketua Hakim memberi izin,” Tegur salah seorang hakim.

“cih,” Kyuhyun mencibir perlahan.

“Ketua Hakim, saya memiliki bukti bahwa saat terjadi pembunuhan, terdakwa Shim Changmin telah menahan Choi Sooyoung agar tidak dapat mendekati korban.” Salah seorang Hakim memberikan beberapa lembar berkas kepada Ketua Hakim. Ketua Hakim membacanya.

“Apa!?”  Keempat terdakwa terkejut.

“Hei, tunjukkan pada kami bukt dari perkataanmu itu!” seru Kyuhyun tiba-tiba.

“jaga sikapmu, terdakwa Cho Kyuhyun! Kita sedang berada di ruang sidang!” tegur hakim yang lain.

“Tapi aku membutuhan bukti! Bukan hanya perkataan!” Seru Kyuhyun lagi.

TOK! TOK! TOK!(?)

Ketua Hakim memukulkan palunya. “Aku sudah membaca berkas ini dan kalian berempat dinyatakan bersalah dan akan menerima hukuman yang pantas. Yaitu hukuman mati!” Ucap tegas.

Kyuhyun dkk, juga keluarga kerajaan terkejut mendengar ucapan Ketua Hakim.

“Tunggu dulu!” Sooyoung mengangkat tangannya.

“Silahkan,”

“Mereka berempat telah membunuh kakakku, bagiku sangat sulit untuk memaafkan mereka. Oleh karena itu mereka bahkan tak pantas dihukum mati oleh tangan-tangan masyarakat End Land. Kurasa mereka memerlukan hukuman yang lebih berat tanpa perlu mengotori tangan masyarakat kita.” Kata Sooyoung.

Ketua Hakim mengangguk-anggukkan kepalanya. Akhirnya setelah dia mengetuk palunya dia berkata “kami akan memutuskan hukuman mereka dalam rapat tiga menit kedepan. Kami mengharapkan kesabaran kalian dan terimalah hukuman apapun yang akan dijatuhkan kepada keempat terdakwa.”

Ketua Hakim dan Hakim-Hakim lain yang menyertainya pun pergi meninggalkan ruang sidang.

Selama tiga menit, semua orang di ruang sidang menunggu dengan was-was hukuman apa yang aan dijatuhkan pada Kyuhyun dkk. Setidaknya mereka berempat bersyukur. Atas bantuan Sooyoung mereka tak perlu mati.

Ahirnya setelah 3 menit, Ketua Hakim dan Hakim lainnya kembali memasuki ruang sidang. Ruang sidang yang tadinya dipenuhi dengan suara berbisik menjadi hening. Ketua Hakim memegang selembar kertas di tangannya dan bersiap untuk membacanya.

“Terdakwa Cho Kyuhyun, Seo Joo Hyun, Shim Changmin dan Victoria Song, kalian berempat dinyatakan bersalah atas kejadian pembunuhan Choi Minho di Choi’s palace dan akan djatuhi hukuman yaitu, diasingkan ke dunia fana dan tidak boleh sekalipun berkomunikasi dengan siapapun yang ada di End Land. Kewarganegaraan kalian di End Land akan di hapus. Dan kalian tidak boleh kembali lagi ke End Land. Pengasingan kalian akan dimulai 3 hari lagi.” Ketua Hakim akhirnya mengetuk palunya tiga kali dan keputusan tidak bisa diganggu gugat.

Seluruh anggota keluarga kerajaan menghela nafas. Setidaknya keluarga yang mereka sayangi tak perlu mati.

“Sehubungan dengan itu, Cho Kyuhyun juga dinyatakan bersalah karena telah membawa Seo Joo Hyun yang belum meninggal ke End Land dan menjadikannya Miikoshi. Maka saat diasingkan ke dunia fana, ingatannya selama berada di End Land akan dihapuskan!” ketua Hakim kembali mengetuk palunya tiga kali.

Orang-orang yang berada di ruang sidang semuanya terkejut mendengar keputusan hakim selanjutnya.

“sejak kapan ada peraturan seperti itu?” bisik Victoria heran.

“ada yang aneh dengan sidang ini. Semuanya terlihat seperti dipaksakan.” Kata Dongyun.

“kurasa ini perbuatan orang ‘atas’” ucap Minsuk.

“Tunggu dulu,” Kibum berdiri dari duduknya dan ingin mengajukan keberatan. Namun seorang hakim melarangnya dengan berkata “setelah palu diketuk tiga kali, keputusan ketua hakim tidak dapat diganggu gugat!”

Akhirnya Kibum kembali duduk dengan kesal.

Setelah itu, Ketua Hakim dan Hakim lainnya pergi meninggalkan ruang sidang. Orang-orang masih sibuk membicarakan hasil keputusan Ketua Hakim. Begitu juga dengan keempat terdakwa yang akan diasingkan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki mendatangi Kyuhyun dkk.

“nona Seo Joo Hyun,” panggil orang itu.

Seohyun menoleh dan menatapnya. “ada apa, ya?” tanyanya.

“Ada seseorang yang ingin bertemu anda.” Jawab laki-laki itu.

“Oh, baiklah.”

“Tunggu dulu, Seohyun. Aku ikut denganmu.” Kata Kyuhyun.

“Maaf. Tapi orang ini hanya ingin bertemu dengan nona Seo Joo Hyun saja.” Laki-laki itu melarang Kyuhyun.

“Sudahlah, Kyuhyun. Aku akan baik-baik saja.”

“Silahkan ikuti saya.” Laki-laki itu berjalan mendahului Seohyun yang mengekor di belakangnya.

Laki-laki itu membawa Seohyun melewati lorong-lorong yang sepi. Seohyun yakin, saat ini dia masih berada di gedung pengadilan. Beberapa saat kemudian, laki-laki itu berhenti di depan sebuah pintu berwarna coklat.

“Silahkan, Nona Jessica telah menunggu anda di dalam.” Ucap laki-laki itu sambil membukakan pintu.

‘Jessica?’ batin Seohyun heran. Selama berada di End Land, dia belum pernah mendengar nama itu. Seohyun akhirnya melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

Di dalam ruangan itu, ada seorang gadis yang kira-kira berumur sama dengannya dan berambut pirang sedang duduk tertidur di sebuah sofa. Sepertinya perempuan itulah yang bernama Jessica.

“anu,” Seohyun mengeluarkan suaranya. Mencoba untuk membangunkan gadis itu.

Perlahan mata gadis itu terbuka. Akhirnya dia menyadari keberadaan Seohyun dan sekarang menatapnya tajam.

“Seo Joo Hyun kan? Silahkan duduk.” Ucapnya. Seohyun pun duduk di sofa di hadapan gadis itu.

“hai, aku Jessica. Jessica Jung. Langsung saja ya. Aku adalah orang dari ‘atas’. Aku akan memberimu sebuah misi.” Kata Jessica to the point.

Seohyun heran dengan sikap Jessica. Tiba-tiba saja dia memanggilnya, memperkenalkan dirinya, lalu bilang akan memberikannya sebuah misi. “ma,maaf,” Seohyun ingin bicara.

“ya aku tahu. Kau pasti memiliki banyak pertanyaan kan? Kau pasti masih penasaran soal ‘atas’ dan kau pasti heran mengapa aku tiba-tiba memberimu misi.” Ucap Jessica seakan bisa membaca pikiran Seohyun. Seohyun mengangguk.

“baiklah, aku akan langsung memberimu detail misinya.” Kata Jessica.

Seohyun menatapnya heran. Jadi dia tidak mau memberitahu apapun kecuali soal misi?

“Ketika nanti kalian diasingkan ke dunia fana, kalian akan di tempatkan ke tempat yang berbeda-beda. Tetapi tidak untukmu yang memang berasal dari dunia fana. Kau akan pulang ke rumahmu dan tetap bersekolah seperti biasa. Tugasmu adalah, setelah sampai di dunia fana, aku ingin kau segera mencari Cho Kyuhyun, Shim Changmin dan Victoria Song. Tenang saja. Mereka akan di tempatkan di kota yang sama denganmu.” Terang Jessica.

‘tapi Seoul itu bukan kota yang kecil’ batin Seohyun.

“Lalu, setelah kau bertemu dengan mereka bertiga, berusahalah untuk mengembalikan ingatan Cho Kyuhyun. Setelah itu aku ingin kau mencari orang bernama Lee Donghae dan mengawasinya. Ini fotonya.” Jessica menyodorkan selembar foto.

“eem, apakah dia juga berada di kota yang sama denganku?” Tanya Seohyun.

“Ya, dulu dia adalah seorang professor terkenal di ‘atas’ tapi dia menghilang setelah dicurigai melakukan percobaan aneh. Hingga saat ini dia dilacak berada di dunia fana, di Seoul, Korea Selatan. Kurasa dia juga adalah seorang professor disana.”

“emm, kenapa kau memintaku untuk pelakukan ini?” Tanya Seohyun.

“saat ini hanya kau yang paling bisa di percaya.”

“Bagaimana kalau aku tidak mau melakukannya?” Tanya Seohyun lagi.

“apa kau tidak ingin melakukannya? Kalau begitu dapat kupastikan, hidup ketiga orang itu tidak aman di dunia fana nanti. Terlebih Kyuhyun yang akan kehilangan ingatannya. Kurasa kau bukan orang jahat yang rela menelantarkan ketiga orang yang kau sayangi itu kan?”

“baiklah, aku akan melakukannya.”

“Bagus. Gunakan ini untuk menghubungiku setelah kau menemukan ketiga temanmu dan Lee Donghae. Pastikan kau merahasiakan misi ini dari siapa pun.” Kata Jessica sambil memberikan Seohyun sebuah ponsel.

“Anu,”

“Sekarang kau boleh pergi.” Jessica menggerakkan tangannya kea rah pintu sebagai isyarat untuk mengusir Seohyun.

Seohyun hanya menghela nafas dan akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu.

***

aku ingin bertemu denganmu jam 8 nanti di taman.’  Begitulah isi memo yang Seohyun dapatkan di balik pintu kamarnya tadi siang. Dilihat dari tulisan tangannya sepertinya itu tulisan Kyuhyun.

Sekali lagi Seohyun melihat pantulan dirinya di cermin. Memastikan bahwa penampilannya sudah oke untuk bertemu dengan Kyuhyun. Seohyun tersenyum dan akhirnya keluar dari kamarnya.

Sesampainya di taman kerajaan yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga, Seohyun melihat Kyuhyun tersenyum dan melambaikan tangannya. Seohyun berjalan mendekati Kyuhyun. Kemudian dia tersenyum.

“Hai.” Kata Kyuhyun.

“Hai” balas Seohyun. Mereka berdua duduk di kursi taman.

Keduanya terdiam. Sudah lama sekali rasanya mereka tidak berduaan seperti ini. Keadaan jadi canggung. Keduanya masih ragu untuk bicara.

“jadi,kenapa kau memanggilku kesini?” Tanya Seohyun akhirnya.

“emm, kau tahu, besok kita akan diasingkan ke dunia fana. Dan aku akan kehilangan ingatan. Jadi, aku ingin membuat kenangan denganmu sebelumnya.” Jawab Kyuhyun.

Seohyun tertawa. “kenangan apa? Nantinya kau juga akan lupa.”

“Tidak! Aku tidak akan lupa! Pasti!” kata Kyuhyun sambil menatap Seohyun serius. Hal itu malah membuat tawa Seohyun makin nyaring. “kenapa tertawa sih?” Tanya Kyuhyun kesal.

Seohyun menggeleng dan tersenyum. “rasanya sudah lama sekali kita tidak berduaan begini. Aku juga sudah lama sekali tidak melihat wajahmu sedekat ini.”

Mendengar jawaban Seohyun, Kyuhyun terdiam. “sebenarnya sebelum aku lupa, ada yang ingin kukatakan padamu.” Ucapnya.

Seohyun berdiri dari duduknya. Dia mengangkat kepalanya dan menatap langit berbintang. “aku juga.” Kata Seohyun.

“aku…” Kyuhyun mengambil ancang-ancang untuk bicara namun Seohyun memotongnya.

“Aku menyukaimu, Kyuhyun. Bukan. Aku mencintaimu. Tahu? Mungkin selama ini kau tidak menyadarinya. Akhirnya aku harus mengatakannya padamu. Aku mencin… eh? Kyuhyun, apa yang kau lakukan!?”

Kyuhyun memeluk Seohyun dari belakang dan membuat gadis itu terpaksa menghentikan pernyataanya.

“seharusnya aku duluan mengatakannya.” Ucap Kyuhyun. Dia memajukan bibirnya.

“eh?”

“aku, akhir-akhir ini aku sadar. Aku selalu merindukanmu. Baumu, wajahmu, suaramu, senyummu. Apalagi saat bersamamu seperti ini. Aku merindukan semua itu.” Bisik Kyuhyun membuat wajah Seohyun memerah.

“dan setelah kau mengeluarkan semuanya di sekolah saat itu. Aku akhirnya sadar, selama ini aku sudah menyakiti hatimu kan? Maaf ya.” Lanjut Kyuhyun menyesal.

Seohyun menggeleng. “aku mengerti kenapa kau melakukan semua itu.”

“ya, aku bimbang. Aku bingung memilih antara kau dan Vic noona, sehingga perhatianku terbagi pada kalian berdua.”

Seohyun tersenyum.

“Tapi sekarang aku sadar! Sebenarnya, sejak saat kau datang kesini, sejak saat kau menjadi Miikoshiku, saat itu, aku sudah mencintaimu.” Kata Kyuhyun serius.

“pfftt… humph.. hahaha.. hahahahaha!” tiba-tiba Seohyun tertawa.

“kenapa?” Tanya Kyuhyun heran. Memangnya ada yang lucu.

“hahahaha.. rasanya tidak cocok saja. Kau bicara seperti itu. Hahaha!” Seohyun masih tertawa.

Kyuhyun jadi kesal dibuatnya. Tiba-tiba dia mendapat ide cemerlang. Kyuhyun  mencium Seohyun. Seketika Seohyun berhenti tertawa. Wajahnya merah padam. Sekarang giliran Kyuhyun yang tertawa melihat wajah Seohyun.

“Cho Kyuhyun!” Seohyun yang malu dan kesal, melayangkan tangannya untuk memukul Kyuhyun. Namun sebelum tangan itu sampai Kyuhyun sudah menangkapnya terlebih dahulu. Kini mereka berdua berdiri berhadapan dan saling menatap. Dengan tangannya yang menggenggam tangan Seohyun, Kyuhyun berkata

“sekarang serius. Aku mencintaimu, Seohyun.”

Seohyun agak terkejut, kemudian dia tersenyum. “aku juga.” Ucapnya sesaat sebelum bibir mereka bersentuhan.

“Patah hati Noona?” Tanya Changmin pada Victoria yang ternyata sejak tadi memperhatikan Kyuhyun dan Seohyun dari balkon kamarnya yang pas menghadap ke taman istana.

“bukankah sekarang kau juga merasakan hal yang sama?” balas Victoria. Dia tersenyum mengejek pada Changmin.

“Yaah, kau benar. Kurasa sekarang aku harus mencari seseorang yang lain. Begitu juga denganmu kan?” Changmin membalas senyum Victoria.

“Semoga berhasil.”

***

Setengah tahun kemudian.

Ting Tong  (?)

“Selamat pagi bibi.” Victoria dan Changmin membungkuk sopan di depan pintu rumah Seohyun.

“Selamat pagi, Changmin, Selamat pagi Victoria. Terima kasih sudah repot-repot menjemput Seohyun.” Jawab Eomma Seohyun.

“Itu sudah menjadi kebiasaan. Lagipula kami searah dan rumah kita bersebelahan.” Jawab Changmin sambil menunjuk ke arah rumahnya dan Victoria di sebelah rumah Seohyun.

Eomma Seohyun tertawa. Setelah itu terdengar suara langkah kaki menuruni tangga dengan terburu-buru. Seohyun segera memakai sepatunya dan menyapa Victoria dan Changmin.

“Eomma, aku berangkat,” izin Seohyun pada Eommanya.

“Kami juga berangkat,” Ucap Victoria dan Changmin bersamaan.

“Hati-hati dijalan.”

Setengah tahun sudah setelah Seohyun, Changmin, Kyuhyun dan Victoria diasingkan ke dunia fana. Setelah beberapa hari, Seohyun menemukan Changmin berada di sekolah yang sama dengannya. Lalu beberapa bulan kemudian dia bertemu dengan Victoria di supermarket. Akhirnya, Changmin dan Victoria sekarang tinggal di kos-kosan di sebelah rumah Seohyun. Sekarang Seohyun dan Changmin sudah kelas 2 SMA. Victoria sudah kuliah di universitas Kyunghee. Dia menemukan bakat terpendamnya, menari.

Mungkin sekarang bisa dibilang mereka bahagia… Jika saja Kyuhyun ada bersama mereka. Benar. Seohyun belum menemukan Seohyun. Begitu juga dengan orang bernama Lee Donghae. Masih belum ditemukan. Seohyun jadi khawatir. Apalagi Kyuhyun kehilangan ingatannya. Entah bagaimana nasibnya sekarang. Entah dia harus mencari kemana lagi orang itu.

“tenang saja, Seohyun. Kyuhyun bukan orang bodoh. Dia pasti akan mencari petunjuk tentang dirinya.” Ucapan Changmin dan Victoria selalu membuat Seohyun tenang saat dia gelisah memikirkan Kyuhyun. Untungnya dia sudah menemukan mereka berdua.

“Seohyun, maaf. Hari ini kau pulang duluan saja. Aku dipanggil oleh Yoo Songsaenim.” Ucap Changmin.

“kau akan diceramahi lagi, tuh.” Seohyun tersenyum mengejek.

Changmin cemberut. “Huh! Dia itu cerewet sekali!”

“hahahaha.”

“Kau pergilah pulang duluan dengan Vic Noona. Kurasa dia sudah menunggu kita di tempat biasa.” Kata Changmin.

“baiklah. Daah, Changmin.” Seohyun akhirnya pergi meninggalkan Changmin dan pergi ke tempat Victoria.

Yang dimaksud dengan tempat biasa adalah café dimana biasanya mereka menunggu satu sama lain. Saking seringnya kesana, pemilik café itu jadi kenal dan akrab dengan mereka bertiga. Kebetulan café itu berada di tengah-tengah Universitas Kyunghee dan sekolah Seohyun dan Changmin. Mereka hanya perlu menyebrang untuk pergi kesana.

Seohyun berjalan di trotoar menuju zebra cross terdekat. Tiba-tiba seseorang berlari dari arah berlawanan dan menabraknya. Akhirnya Seohyun dan orang itu terjatuh bersama. Orang itu bangun duluan dan mengulurkan tangannya.

“Maaf,” Ucapnya.

Seohyun meraih tangan orang itu dan berdiri. Kemudian dia membersihan roknya yang kotor. Saat dia mengangkat kepalanya dan saling bertatapan dengan orang itu, saat itu juga waktu seperti berhenti. Seohyun seperti tak percaya melihat orang itu. Begitu juga dengan orang itu. Dia menatap Seohyun dengan seksama.

“Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya orang itu.

Seohyun tersenyum dan mengangguk. ‘akhirnya aku menemukanmu’

THE END

awawawawawaa… gk terasa sekarang udh kepala dua dan bahkan tamat O.O terima kasih buat readers yang selalu setia nungguin Evil Devil bahkan pas saya vakum, sy terharu XD terimakasih yg udh kasih komen,nyemangatin,kritik juga. terima kasih banyak semuanyaa XD tetep stay tune ya di TWINKLESUPERGENERATION, soalnya saya lagi mikirin buat sequelnya Evil Devil 🙂 sekali lagi, terimakasih banyak *bow*

Saranghae chap 5

re-do-saranghae

cover by : Crussialines @ High School Graphics

 

Judul : Saranghae

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Cho Kyuhyun, Cho Jonghyun, Seo Joohyun, Im Yoona, Lee Donghae etc.

Genre : fantasy, romance, sad

Length : chapter

Disclaimer : ide cerita murni milik author, castnya author hanya meminjam selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi mereka.

udah nyampe chapter 5 aja… moga gak bosen sama ff ini J

Happy reading

Don’t be Plagiat !!!

 

 

Saranghae chap 4

 

*****

Yoona berjalan linglung ke kamarnya. Pertemuannya dengan Donghae tadi benar-benar masih belum sepenuhnya ia percaya. Ia terus menggelengkan kepalanya.

“Tidak mungkin.” Gumamnya terus-terusan. Sejak Seohyun magang, mereka memang jarang bertemu. Apalagi Yoona juga belum magang, ia masih mengejar beberapa mata kuliah lagi agar bisa secepatnya magang.

Ia hempaskan tubuh kurusnya ke ranjang empuk miliknya. Merentangkan kedua tangannya. Menatap lurus ke langit-langit kamarnya. Mencoba mengingat kembali ucapan-ucapan kekasihnya itu.

 

Flashback On

“Sebenarnya, malam itu saat pesta ulang tahun Seohyun ada yang ingin bertemu dengannya.”

“Oppa kan sudah pernah bilang itu padaku. Kata oppa itu teman oppa. Tapi oppa bilang lagi tidak jadi mempertemukan mereka.”

“Ne, Yoon. Dia memang mengurungkan niatnya. Dia bukan teman biasa. Tapi dia adalah….” Yoona menatap Donghae penuh tanya. Berharap kekasihnya itu akan segera menyelesaikan ucapannya.

“Saudara kembar teman sekampusku.”

“Lalu?” Yoona semakin tak mengerti dengan semuanya. Semua ucapan Donghae.

“Saudara kembar dari namja yang ingin bertemu malam itu, telah lama mencintai Seohyun.”

“Mwo? Jinjjayo? Nugu?”

“Namanya Jonghyun. Cho Jonghyun. Tapi-“ Donghae kembali menggantung ucapannya.

“Ia telah meninggal karena kecelakaan satu tahun yang lalu.”

“Apa ini ada hubungannya dengan ingatan yang Seohyun lupakan?!”

“Sepertinya begitu. Tapi setauku Seohyun belum pernah bertemu Jonghyun. Jadi aku sedikit bingung kenapa malam itu Seohyun berusaha mengejar mobil Kyuhyun.”

“Kyuhyun itu namja yang katamu ingin bertemu dengan Seohyun itu? Dia….saudara kembar Jonghyun?” tanya Yoona memastikan. Donghae mengangguk.

“Hhhhh….” Yoona menghela nafas.

“Aku mengatakan ini padamu karena ku lihat kau sering murung. Memikirkan ingatan apa yang telah Seohyun lupakan. Kupikir ini akan sedikit membantu.”

“Ne oppa. aku mengerti maksudmu. Tapi seperti yang kau katakan bahwa Seohyun sama sekali belum pernah bertemu Jonghyun. Dia juga tidak menceritakan apa pun padaku tentang kehidupan asmaranya.”

Mereka terdiam. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.

“Tak ku sangka Seohyun memiliki penggemar rahasia. Kasihan sekali Jonghyun itu ya oppa.” Yoona kembali berucap.

“Ah oppa bagaimana jika kita mengajak Seohyun ke makam Jonghyun?”

“Jangan!! Kyuhyun sebenarnya melarangku mengatakan semua itu pada siapapun. Karena aku percaya padamu jadi aku menceritakan semuanya padamu. Jangan katakan apapun pada Seohyun sebelum ingatannya pulih. Itu adalah amanat Kyuhyun.”

“Aisshhh lalu apa yang harus aku lakukan?????” keluh Yoona. Jika boleh memilih, ia ingin lebih baik tidak tau apa-apa dari pada harus bingung seperti ini. Ia juga heran kenapa si Kyuhyun itu menutupi semua dari Seohyun.

Flashback Off

 

“Arrggggggghh” Yoona mengacak rambutnya kesal.

“Seohyun, kenapa hidupmu jadi rumit seperti ini??!!!!!” gumamnya lagi.

*****

Kyuhyun membolak-balikkan badannya miring ke kanan, ke kiri, kemudian ke kanan lagi. Ia tidak bisa tidur. Penyakit galau sedang melandanya. Galau akan perasaan yang saat ini ia rasakan. Sebenarnya adalah perasaan yang wajar. Namun menjadi tidak wajar jika menyangkut Seohyun. Karena ia tau, jika gadis itu adalah gadis yang dicintai kakaknya. Malam ini ia berharap, Jonghyun akan mendatanginya. Ingin sekali ia mengungkapkan semuanya pada saudara kembarnya itu. Ia tidak ingin dianggap menghianati saudara sendiri.

Tik, tok, tik, tok. Bunyi jarum jam mengingatkannya bahwa sudah pukul 3 dinihari. Ia sama sekali belum bisa tidur. Sosok Jonghyun juga tak kunjung datang. Andai ia punya cara untuk bisa memanggil Jonghyun. Atau ia gunakan saja cara seperti di tv-tv untuk memanggil arwah. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. Benar-benar ide konyol. Bagaimana mungkin ia berpikiran seperti itu.

“Apa salah jika aku menyimpan perasaan pada gadis yang juga dicintai hyungku?” gumamnya.

“Ahh, mungkin yang kurasakan sekarang hanya rasa kasihan padanya. dan juga rasa bersalahku telah membuatnya kecelakaan meskipun secara tidak sengaja.”

Getaran ponselnya membuatnya mengalihkan matanya pada ponsel yang ia letakkan di meja kecil sebelah ranjangnya. Ia meraih benda datar itu. Ternyata sebuah pesan masuk. Ia tersentak kaget saat melihat nama pengirim pesan tersebut.

 

From : Sooyeon

Annyeong Kyu oppa. Maaf aku mengirimi mu pesan jam segini. Maklum waktu di sini berbeda dengan waktu Korea Selatan. Aku hanya ingin memberi tau sesuatu. Jika oppa membaca pesanku ini saat pagi di Seoul mungkin aku sudah dalam pesawat. Ya oppa, aku akan kembali ke Seoul. Aku sudah sangat rindu kampung halaman, keluargaku serta keluarga oppa. tunggu aku ya oppa. dan satu lagi, tidak usah menjemputku. Aku tidak ingin merepotkan siapapun. Oke oppa J

 

Kyuhyun tersenyum setelah membaca pesan singkat dari gadis yang sudah lama pergi itu. Ia juga rindu akan sosok Sooyeon. Sifat manja Sooyeon padanya dan hyungnya, selalu ketus pada orang lain yang belum di kenal. Namun sudah lama ia hanya menganggap Sooyeon sebagai adiknya. Ia menyayangi tak lebih dari seorang adik. Ia tidak marah karena secara tidak langsung gadis itu telah menolaknya. Ia malah bersyukur karena Sooyeon sama sekali belum mengetahui jika dulu namja itu pernah memiliki perasaan padanya.

 

*****

Seohyun POV

“Hoammm…….” ku kerjap-kerjapkan kedua mataku. Merenggangkan otot-otot tubuhku. Kembali wajah ku menampilkan senyuman yang sejak kemarin tak pernah lepas dari wajahku. Entahlah aku begitu merasa bahagia saat ini. Bahagia tanpa sebab. Aneh. Ku toleh jam weker yang terpajang manis di atas meja kecil sebelah ranjangku.

“Omo!!!” mataku membelalak kaget. Jam itu menunjukkan pukul 8.30. aku terlambat ke kantor. Aishhh, bagaimana bisa aku bangun terlambat. Segera aku berlari menuju kamar mandi.

30 menit kemudian aku telah bersiap untuk berangkat. Saat menuruni tangga, ku lihat sekelebatan bayangan eomma menuju dapur.

“Eomma!” seruku seraya menghampirinya. Eomma berdiri menatapku dengan tatapan heran.

“Eomma kenapa tidak membangunkanku tadi? Aku kan jadi telat.” Ku lihat eomma malah tersenyum geli menatapku.

“Cinta membuat orang lupa akan segalanya.”

“Maksud eomma apa?”

“Ini hari minggu hyunie… kau hari minggu tetap ke kantor? Rajin sekali. Mau membersihkan ruangan bos mu yang kau sukai itu..” eomma kembali melangkahkan kakinya menuju dapur.

“Mwo? Aishhh!!” ku tepuk jidatku. Aku benar-benar lupa jika ini hari minggu. Pantas saja tidak ada bunyi alarm. Ishhh Seohyun pabo.. ku hampiri eommaku. Sejujurnya aku merasa malu pada eomma. Bukan karena lupa hari ini hari minggu. Melainkan malu karena perkataan eomma tadi.

“Eomma, aku tidak menyukai atasanku kok.” Aku berkata setelah duduk di meja makan. Eomma masih berkutat dengan kegiatannya di dapur.

“Kau belum menyadarinya saja hyunie…”

“Tapi eomma-“ tiba-tiba ponselku berdering.

 

“Yoboseyo” ucapku setelah menekan tombol hijau dan menempelkannya di telingaku.

“……………..”

“Aku tidak ada rencana kemana-mana hari ini Yoon.”

“……………..”

“Ne, tentu saja aku mau. Sudah lama kita tidak jalan-jalan.”

“………………”

“Mwo?”

“………………..”

“Emmm, yasudah tak apa.”

“……………….”

“Iya, iya nona Im Yoona. Aku tidak keberatan kok.”

“……………….”

“Baiklah, ku tunggu di rumah.”

“…………………”

“Oke, annyeong.”

Klik. Ku masukkan kembali ponselku ke dalam tas.

Ku lihat eomma masih belum selesai dengan kegiatannya.

“Eomma aku akan jalan-jalan dengan Yoona. Sudah lama kami tidak jalan-jalan.”

“Ne, tapi gantilah dulu pakaianmu itu. Mana mungkin kau jalan-jalan menggunakan pakaian kantor.”

“Ne eomma.”

Kembali ku langkahkan kakiku menaiki tangga, menuju kamarku. Ah, bodoh. Seandainya aku sadar ini hari minggu mungkin aku masih meringkuk di bawah selimut yang nyaman. Aku membuka lemari pakaianku. Ku pilih-pilih bajuku.

“Pakai yang mana ya?!!” gumamku sambil terus memilih-milih. Ku ambil satu, ku tempelkan ke tubuhku. Mencoba melihatnya melalui cermin.

“Ah, jelek.” Ku lempar asal baju itu ke ranjang. Kembali ku keluarkan beberapa dan mencobanya seperti tadi.

“Hahhh…” ku dudukkan tubuhku ke ranjang. 30 menit hanya memilih baju, namun masih belum ada yang cocok. Kenapa tiba-tiba baju-baju itu jadi terlihat jelek sih, padahal dulu saat membelinya aku merasa bagus dan cocok untukku kok.

Ceklek. Eomma masuk dan mendekat ke arahku.

“Kenapa berantakan seperti ini? Dan kau, belum mengganti bajumu sama sekali.” Eomma menatap heran diriku.

“Bajunya tidak ada yang cocok eomma.” Keluhku.

“Teman-temanmu sudah datang. Kau masih belum apa-apa.”

“Mwo?? Mereka sudah datang??” eomma mengangguk sambil tersenyum penuh arti.

“Jadi karena ada namja itu kau jadi bingung harus memakai baju apa??!” eomma melihat-lihat pakaianku.

“Nde? An..aniyo… aku hanya ingin tampil beda saja eomma.”

“Ini.” Eomma menyodorkan baju pilihannya padaku. Celana jeans biru muda, dipadu atasan putih dengan di tambah cardigan hitam.

“Eomma yakin?” tanyaku agak ragu.

“Sudah sana ganti dulu.” Aku menuruti perkataan eomma.

“Nah, ini bagus kok.” Kata eomma saat aku keluar dari kamar mandi.

“Inilah Seo Joohyun. Anak eomma. Yang apa adanya.” Eomma berkata sambil terus menatapku.

“Kau hanya akan jalan-jalan. Tidak akan ke pesta. Dan lagipula jika pria itu memang tulus mencintaimu, dia tidak akan mempermasalahkan pakaian yang kau kenakan. Cinta yang sebenarnya tidak akan menuntut satu sama lain untuk menjadi orang yang bukan dirinya. Karena dalam cinta tak ada kompromi.” Ucap eomma sembari tersenyum hangat padaku.

“Eomma..” aku lantas memeluknya. Eomma ku memang selalu mengerti diriku.

“Sudah sana. Kasihan mereka menunggumu.” Ucap eomma setelah membalas pelukanku sejenak kemudian melepaskannya. Aku kembali menatap wajahku di cermin. Karena tadi akan berangkat ke kantor aku sudah sedikit mempoles wajahku, jadi aku tidak perlu dandan lagi. Hanya merapikan rambut. Ku ambil tas selempang kecilku lantas keluar kamar bersama eomma.

Seohyun POV END

 

*****

Seorang gadis cantik baru saja menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya Korea Selatan. Ia tersenyum. Menghirup dalam-dalam udara yang sudah lama tak ia rasakan. Musim dingin akan segera tiba di negeri ginseng itu, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya. Gadis itu kembali melangkah, mencari taksi. Ia tidak ingin menelopon keluarganya untuk menjemputnya. Ia ingin memberi kejutan pada keluarganya. Hanya Kyuhyun lah, satu-satunya orang yang ia beritau mengenai kepulangannya itu. Setelah mendapatkan taksi, gadis itu, Sooyeon memberikan alamat yang ditujunya pada sang sopir. Sepanjang perjalanan, ia selalu tersenyum. Menatap pemandangan kota yang sudah hampir 5 tahun ia tinggalkan. Kini gadis itu memilih kembali dan menetap di kota kelahirannya sendiri. Melanjutkan bisnis butiknya di Seoul. Namun ada tujuan lain yang membawanya kembali. Yakni menemukan cintanya yang sempat tertunda. Ia teringat akan Kyuhyun. Ia rogoh tas nya, mengambil ponsel untuk menghubungi namja itu. Sekedar memberi kabar bahwa ia telah sampai dengan selamat. Namun orang yang Sooyeon tuju, tak kunjung mengangkat telepon darinya. Ia mendengus sebal. Ini kan hari minggu, tidak mungkin Kyuhyun sibuk, pikirnya. Setelah tidak berhasil menghubungi Kyuhyun, Sooyeon kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.

30 menit perjalanan, sampailah Sooyeon di depan sebuah rumah mewah berarsitektur eropa. Gaya rumah kesukaan ibunya. Ya, ia telah sampai di rumahnya. Rasa rindu yang membuncah membuatnya cepat-cepat ingin masuk ke dalam. Setelah membayar taksi serta menurunkan dua koper miliknya, ia memencet bel yang terpasang di tembok sebelah gerbang berwarna coklat yang menjulang tinggi itu. Tak lama, seorang security membuka gerbang.

“Nona Sooyeon, silahkan masuk.” Pria berbadan kekar itu sedikit kaget dengan kedatangan putri dari majikannya. Lantas mempersilahkan gadis berambut coklat panjang itu masuk.

“Ne. Maaf membuatmu terkejut. Oya, tolong bawakan koperku ke dalam ya ahjussi.” Sooyeon berjalan masuk ke rumahnya.

“Sooyeon….” ternyata ibunya sedang merawat tanaman di halaman depan rumahnya. Sang ibu, Ny. Jung terlihat kaget melihat putrinya itu. Namun raut kebahagiaan terpatri jelas di wajah wanita paruh baya itu.

“Eomma, bogoshippo…” Sooyeon menghambur ke pelukan ibunya. Memeluk erat wanita yang telah ia tinggalkan untuk menuntut ilmu.

“Kenapa kau tidak memberi kabar pada eomma jika mau pulang?” tanya Ny. Jung setelah melepaskan pelukan mereka.

“Ingin memberi kejutan pada kalian.” Sooyeon tersenyum menampilkan deretan gigi-giginya.

“Dasar anak nakal. Ya sudah kajja masuklah. Adikmu sedang menonton tv di dalam.”

Sooyeon mengikuti langkah ibunya masuk ke dalam rumah.

 

*****

Kyuhyun POV

Donghae hari ini tiba-tiba meneleponku, mengajakku jalan-jalan. Memang semenjak perkenalanku dengannya, kami menjadi dekat. Namun aku belum bercerita padanya mengenai perasaanku. Aku belum berani memberitahu siapapun. Karena aku sendiri masih belum yakin dengan perasaanku ini. Tanpa sepengetahuanku, ia ternyata mengajak kekasihnya Yoona serta Seohyun. Ku akui, aku senang karena Seohyun juga ikut. Setelah menjemput Seohyun, kami berempat segera menuju ke tempat-tempat rekreasi. Kali ini menggunakan mobilku. Semula, Seohyun terlihat enggan duduk di sebelah kemudi bersamaku. Namun berkat bujukan Yoona, ia akhirnya mau. Aku sedikit heran dengan Donghae dan Yoona. Mereka tiba-tiba saja mengajak jalan-jalan berempat seperti ini. Seolah ingin mendekatkanku dengan Seohyun.

Kulirik yeoja yang berada di sebelahku itu. Semenjak keluar dari rumahnya tadi, ia menjadi sedikit pendiam. Tidak seperti biasanya di kantor. Sepertinya ia sedang gugup. Ku lihat pasangan yang duduk di belakang yakni Yoona dan Donghae malah asyik bercanda, mengabaikanku dan Seohyun.

“Kita akan kemana?” tanyaku. Yoona dan Donghae berhenti dari aktivitas bercanda mereka. Aku yakin kini mereka menatapku. Sedangkan Seohyun, gadis itu menoleh ke arahku.

“Yak! Kyuhyun-ssi, ku kira kau sudah tau akan kemana. Kita sudah jalan sedari tadi sejak dari rumah Seohyun namun kau baru menanyakannya sekarang.” Omel Yoona.

“Yang punya ide jalan-jalan kan kalian. Mana ku tau kita akan kemana.”

“Sudah-sudah, enaknya kita kemana?” Donghae mencoba menengahi. Ku kira mereka sudah punya tempat tujuan.

“Oppa ke Istana Gyeongbokkgung saja. Aku ingin ke sana sekarang.” Yoona memberi usul.

“Seohyun-ah, bagaimana menurutmu?” ku beranikan diri bertanya padanya.

“Nde?? Aaa, terserah kalian saja.” Haha, gadis ini jika sedang gugp lucu sekali. Aku jadi ingin menggodanya. Pasti tambah lucu.

“Baiklah kita ke istana Gyeongbokkgung saja.” Donghae akhirnya memutuskan.

“Rasanya aku seperti supir kalian saja.” Ucapku yang kutujukan pada dua sejoli yang duduk di belakang itu. Ku lihat dari spion, Yoona menatapku sebal. Aku hanya bisa terkikik melihat wajahnya itu.

“Nanti gantian aku yang mengemudikan Kyu. Lagipula ini kan mobilmu.” Ku lihat lagi, Yoona memeletkan lidahnya padaku. Menyebalkan sekali gadis itu.

Kyuhyun POV END

 

*****

Mereka berempat telah tiba di area wisata istana Gyeongbokggung. Salah satu peninggalan jaman dinasti Joseon. Yoona antusias sekali memasuki istana itu. Ia memang menyukai peninggalan-peninggalan orang terdahulu. Salah satunya istana ini. Memang bukan pertamakalinya Yoona datang kesana, dulu saat masih berumur 5 tahun ia bersama keluarganya berkunjung ke istana yang masih terlihat bagus itu.

“Seohyun-ah, kajja.” Yoona menarik tangan Seohyun. Mereka berdua berlari kecil mengelilingi area istana. Donghae geleng-geleng kepala melihat tingkah yeojachingunya.

“Lihat itu kekasihmu. Kekanakan sekali.” Kyuhyun mencibir. Donghae hanya mendengus.

“Oppa kenapa lambat sekali. Kajja kemarilah! Kita foto berempat.” Yoona berteriak memanggil kedua namja itu.

Ckreekkk… sebuah foto telah tercetak langsung. Yoona tersenyum puas melihat hasil foto mereka. Yoona memang sengaja membawa camera, dan tadi meminta salah seorang pengunjung untuk memfotokan mereka. Yoona mengajak Seohyun berfoto berdua. Ia menyuruh Donghae memfotokan. Sedangkan Kyuhyun, memilih duduk di salah satu kursi panjang yang terletak di dekat kolam teratai. Namja itu mengamati Seohyun yang tengah bercanda dengan Yoona. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.

“Hyung, bagaimana ini?? Bagaimana jika aku benar-benar telah jatuh cinta ada yeoja itu?” gumamnya. Ia mengela nafas. Ingin sekali mengatakan perasaannya pada Jonghyun. Ia tidak ingin ada yang ia rahasiakan dari saudara kembarnya itu. Ia tak mau mengungkapkannya pada Seohyun, sebelum memberitahu hyungnya. Bagaimanapun, berkat hyungnya lah yang ia bisa bertemu Seohyun meskipun magangnya Seohyun di perusahaannya bukan campur tangan hyungnya juga.

“Apa begitu terpesonanya kau hingga betah mengamati wajah Seohyun?” Donghae kini telah duduk di sampingnya. Melihat ekspresi kaget Kyuhyun, Donghae terkekeh.

“Kau sampai-sampai tidak menyadari kedatanganku ya? Aigo…aigoo…” Kyuhyun hanya bisa mendengus sebal. Ia sudah kepergok tengah mengamati Seohyun oleh Donghae.

“Jika memang kau mempunyai perasaan padanya, lebih baik cepat utarakan. Sebelum ada yang mengambilnya.” Donghae memberi saran, sambil menepuk pundak Kyuhyun.

“Aku tidak mau menghianati hyungku sendiri, Donghae-ssi. Kau sendiri juga tau kan mengenai semuanya.”

“Aigoo Kyu…. kalau kau terus merasa tidak enak, sampai kapan kau hanya akan menyimpan perasaanmu?? Kau mau Seohyun hanya jadi perawan tua??” Kyuhyun menunduk. Donghae memang tidak mengetahui bahwa saudara kembarnya pernah beberapa kali menemuinya dengan wujud bukan manusia. Oleh karenanya, Kyuhyun merasa tidak enak.

“Kyu, jangan pernah menyalahkan perasaanmu. Dengan kau mencintainya, mengungkapkan padanya kau bisa menjaganya seperti janjimu pada Jonghyun. Itupun juga jika Seohyun menerimamu…hehehe…” itu dia, jika Seohyun tidak memiliki perasaan padanya apa yang harus ia lakukan??

 

Seohyun POV

Setelah dari istana Gyeongbokggung, kami berempat memutuskan untuk mengunjungi Lotte World. Semenjak dari rumah tadi, Kyuhyun tidak banyak bicara. Hanya bicara seperlunya. Ada apa dengan dirinya ya?

“Oppa, aku mau naik itu..” Yoona menunjuk wahana roller coaster. Donghae sepertinya enggan memenuhi permintaan kekasihnya itu.

“Oppa jebal…..” Yoona berusaha merayu Donghae. Dengan sedikit terpaksa namja itu mengangguk.

“Kau ikut juga ya Seo..” aku tersenyum dan mengangguk. Kami akan menuju ke wahana itu, namun Yoona menghentikan langkahnya tiba-tiba dan berbalik.

“Kau juga harus ikut.” Yoona menarik Kyuhyun yang ternyata masih terdiam sedari tadi.

“Ini Seo.” Yoona menyerahkan tangan Kyuhyun padaku. Sontak aku kaget dengan apa yang ia lakukan barusan.

“Yoon, apa ini-“

“Sudah kajja kita kesana.” Yoona memotong ucapanku. Aku menatap tanganku yang memegang tangan Kyuhyun.

“S..Seohyun-ah..” Aku melepas peganganku pada tangan Kyuhyun setelah mendengar Kyuhyun menyebut namaku.

“Mianhae..” ucapku. Aku menundukkan kepala, malu untuk menatap Kyuhyun.

“Bukan itu maksudku. Tapi….tapi aku…. aku takut naik roller coaster.” Aku mendongak. Menatap tak percaya pada namja yang ada di hadapanku ini. Ingin rasanya aku tertawa keras, namun ku tahan.

“Emm…baiklah kita jalan-jalan saja di sekitar sini.” Putusku kemudian. Ia mengangguk, lantas tersenyum. Omona…. tak tahukah kau Cho Kyuhyun, bahwa senyumanmu itu membuat hatiku meleleh.

“Kajja..” ia menggengggam tanganku, kami berjalan beriringan. Jantungku kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Aigo, aigo… lama-lama jika jantungku tak berdetak lagi bagaimana ??

“Seohyun-ah..”

“Ne?” kami masih terus berjalan-jalan di sekitar tempat ini. Tangan Kyuhyun juga masih setia menggemnggam tanganku. Tiba-tiba ia berhenti. Sontak aku ikut berhenti. Ia menatapku intens.

“W..waeyo Kyuhyun-ssi?” aku gugup karena tatapannya itu.

“Sebelumnya apa kau pernah bertemu denganku?”

“Nde? Maksudmu?” aku bingung dengan pertanyaannya barusan.

“Cho Jonghyun.. apa kau tak merasa mengenal nama itu?”

‘Cho Jonghyun? Siapa dia? Kenapa marganya sama dengan Kyuhyun? Dan kenapa Kyuhyun menanyakannya padaku? Apa hubungannya denganku?’

“Arrgggghh” aku memegangi kepalaku yang mendadak pusing. Bayangan-bayangan seseorang kini terlintas di otakku. Seseorang yang wajahnya mirip Kyuhyun. Detik berikutnya semuanya gelap. Aku tidak mengingat apa-apa lagi.

 

TBC

 

[Oneshoot] OUR FAMILY

our-family

Tittle : Our Family

Author : Jung Sang In / @bellayunita_

Cast : -Jessica Jung aka Lee Jessica

-Lee Donghae

Genre : Romance,family

Lenght : Oneshoot

Artworker by : YooraARTDesign

Disclaimer : Annyeong! ^^ perkenalkan ya namaku ni kadek bella yunita atau jung sang in. Aku dari bali wkwk aku 99 line,kalian cukup manggil aku bella aja. Gg usah author hehe. Oh iya ini ff pertama yg aku kirim ke blog ini dan aku gg jadi author tetap juga 😀 semoga kalian suka ya sama ff aku ini J

DON’T BE SILENT READERS PLEASE!!!!

Sudah pernah dipost di : Bellayunita

Haesica&SeokyuFanfiction

Starmuseumfanfiction

 

Happy Reading ^^ Baca lebih lanjut

I Choose Your Heart chap 4

Judul : I Chose Your Heart

Author : Choi Yoo Rin

Genre : romance, friendship

Rating : 13+

Length : 4 of …?

Cast : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Jung Jessica, Lee Donghae

 

 

CHAPTER 4

Setelah isakan Seohyun berhenti, Kyuhyun melepaskan pelukannya. Ia usap kedua pipi chubby Seohyun dengan kedua ibu jarinya.

“Mianhae jika kata-kataku tadi menyinggungmu. Sekarang gantilah pakaianmu. Aku sudah membawakanmu baju ganti milik noonaku. Aku akan keluar mengambilkan makanan untukmu.” Seohyun hanya diam saja. Kyuhyun beranjak keluar, dan menutup pintu kamar yang di tempati Seohyun.

Saat melewati ruang keluarga, ia melihat appa, eomma, noona, dan donghae sedang disana.

“Eh Kyu, bagaimana yeoja itu?” tanya Donghae.

“Dia masih mengganti pakaiannya hyung. Aku akan membuatkan bubur untuknya.”

“Tadi aku sudah menelepon keluarganya Kyu. Mereka akan mengusahakan untuk bisa datang menjemput Seohyun malam ini juga.”

“Mengusahakan??” tanya Kyuhyun heran.

“Ne, kyu. Di luar sedang ada badai. Hujan lebat disertai angin kencang. Tak baik kalau keluarga yeoja itu tetap kesini malam ini.” Ujar eomma Kyuhyun.

“Sepertinya yeoja itu kurang nyaman berada disini.” Ucap Ahra yang membuat Kyuhyun terkesiap.

‘Ada apa sebenarnya denganmu Joohyun-a..?’ gumam Kyuhyun dalam hati.  Kyuhyun bingung mengapa sikap Seohyun padanya berubah.

“Aku akan meyakinkannya noona supaya ia mau menginap malam ini.” Kata Kyuhyun kemudian beranjak ke dapur untuk membuatkan Seohyun bubur.

“Kau…..sudah lama mengenalnya ya Kyu??”tanya eomma Kyuhyun yang membuat Kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap eommanya.

“Nde? N…ne eomma.” Kyuhyun menjawab sekenanya dan kembali berjalan menuju dapur.

“Sampai-sampai seorang Cho Kyuhyun yang tak pernah berkutat di dapur pun dengan senang hati pergi ke dapur untuk membuat semangkuk bubur.” Gumam Ahra setelah Kyuhyun pergi.

“Adikmu itu sedang jatuh cinta Ahra-ya..” ujar Tn.Cho santai sambil membolak-balik koran yang dibacanya.

 

Seohyun POV

Aku masih terdiam. Dia. Kyuhyun tadi memelukku. Kenapa ia melakukan ini terhadapku. Apa maunya?? Belum puaskah ia telah membohongiku telah jalan berdua dengan sahabatku sendiri di belakangku. Cho Kyuhyun aku membencimu……

Tok…tokk…tokk…. “Joohyun-a, apa kau sudah selesai berganti baju?” aku tak menjawab pertanyaan namja itu.

“Joohyun-a, bisakah aku masuk sekarang?” aku tetap membungkam mulutku. Ceklek. Ia pun akhirnya masuk. Mungkin jengah karena aku tak meresponnya. Kulirik ia, ia meletakkan nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas susu.

Sedetik kemudian ku dengar ia menghembuskan nafas berat. Rasakan kau Cho Kyuhyun. Kalau sudah tidak tahan biarkan aku pergi sekarang. Aku muak melihatmu.

“Kenapa kau belum mengganti bajumu? Kau bisa masuk angin jika terus seperti itu.” Cih, apa pedulimu namja menyebalkan..!!

“Baiklah. Aku akan memanggil noonaku dulu supaya ia yang membantumu berganti baju. Tak mungkin kan jika aku yang menggantikan bajumu.” ia hendak keluar.

“HENTIKAN CHO KYUHYUN!!!” teriakku.. “Cukup sudah semuanya. Aku sudah muak terhadapmu. Kau tidak perlu bersusah-susah seperti itu. Biarkan aku pulang.” Ucapku dengan nada tinggi. Dia mendekat kepadaku.

“Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini? Terakhir kali kita bertemu kau baik-baik saja. Kenapa sekarang jadi seperti ini?” tanyanya masih dengan nada lembut.

“CUKUP!! Kau sudah tak perlu bersandiwara di depanku. Aku tak suka ada orang yang berpura-pura manis di depanku tapi sebenarnya ia adalah seorang pembohong. PEMBOHONG!!” Aku menekankan perkataan terakhirku. Ku tatap ia tajam. Dari sinar matanya, kurasakan ia mulai tersulut emosi.

“Apa maumu? Apa maumu hah??” ia menarik lenganku kasar. “ Salahku apa terhadapmu Seo Joohyun? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Katakan!!” bentaknya.

“Katakan apa yang telah ku perbuat sehingga membuatmu muak!! Dari tadi aku sudah bersabar menghadapimu. Tapi kau tetap saja keras kepala.”

“Aku mau pulang!!”

Ia menarikku menuju jendela. Ia buka tirai jendela kamar ini. Membukanya lebar-lebar.

“Lihat!! Lihat itu!! Di luar sana sedang ada badai hujan. Kau tetap akan pulang, hah?! Kau tidak khawatir terhadap keluargamu yang tetap datang kesini dengan keadaan jalanan yang seperti itu?? JAWAB AKU SEO JOOHYUN!!” ia membentakku.

Ceklek, pintu kamar ini terbuka. Kulihat eomma Kyuhyun, noonanya, dan seorang namja masuk ke kamar ini.

“Sudah Kyu,, tak seharusnya kau membentaknya seperti itu.” Kata wanita paruh baya yang ku yakini adalah eomma Kyuhyun.

“Dia terlalu keras kepala eomma. Egois.” Aku melirik Kyuhyun tajam setelah mendengarnya berkata seperti itu. Namja yang tadi ikut masuk mendekat kearahku dan Kyuhyun.

“Mianhae agassi… aku yang telah menabrakmu tadi. Mianhae, karenaku kau terpaksa berada disini sekarang. Aku telah menghubungi keluargamu dan mereka akan mengusahakan agar bisa menjemputmu malam ini. Jadi, selama menunggu kedatangan mereka kumohon menurutlah dulu. Gantilah pakaianmu itu. Dan makanlah. Kalau kau seperti ini, aku akan semakin merasa bersalah.”

Aku sedikit terenyuh mendengar penuturan namja ini. Apa aku sudah segois itu?!! Ini semua karenamu Cho Kyuhyun. Aku masih enggan bersuara.

“Kajja Kyu, kita keluar dulu.” Namja itu merangkul bahu Kyuhyun untuk keluar. Kini tinggalah aku dengan eomma dan kakak perempuan Kyuhyun.

“Maafkan perkataaan kasar putraku tadi. Sebenarnya ia tidak bermaksud kasar padamu. Mungkin ia hanya tersulut emosi.” Aku tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan eomma Kyuhyun.

“Mianhae ahjumma.” Ucapku. Tak sopan jika aku tetap mendiamkan wanita ini.

“Ne gwaenchana. Ahra, bantu dia untuk berganti baju kemudian suruh ia memakan buburnya dan meminum obat.”

“Ne eomma.”

Wanita paruh baya itu tersenyum sebelum keluar.

“Seo Joohyun. Namamu Seo Joohyun kan?” tanya eonni Kyuhyun saat kami hanya berdua.

“Ne eonni.” Jawabku lirih. Ia menggandeng tanganku, menuntunku untuk duduk di tepi ranjang. Kemudian ia membantuku untuk berganti baju. Bajuku sudah basah kuyup.

“Ternyata muat juga baju ini.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Nde??”

“Ini bajuku saat masih SMA. Tepatnya SMA kelas 3. Ternyata muat untukmu. Pintar juga adikku memilihkan baju untukmu. Karena masih bagus, kau boleh memiliknya. Sebagai kenang-kenangan dariku.” Kata yeoja yang ku ketahui namanya Ahra. Ia lantas mengambil mangkuk yang berisi bubur dan menyuapkan bubur itu padaku. Aku menerima suapannya.

“Yang membuat bubur ini adalah Kyuhyun.” Ucap Ahra eonni yang membuatku sedikit tersedak.

“Nde??” tanyaku masih tak percaya setelah selesai minum karena tersedak barusan. Bukannya menjawab, Ahra eonni malah senyum-senyum sendiri.

15 menit kemudian aku telah selesai makan dan minum obat.

“Seohyun, sebenarnya ada masalah apa kau dengan adikku? Sepertinya kau sangat membencinya.”

Aku menundukkan kepalaku. Mana mungkin aku menceritakan masalahku pada Ahra eonni.

“Yasudah tak apa jika kau tak mau bercerita. Sebaiknya kau beristirahatlah. Sudah malam.” Ahra eonni menyuruhku berbaring lantas menyelimutiku.

“Mianhae eonni.” Gumamku lirih. Ahra eonni hanya tersenyum.

Seohyun POV END

 

 

 

Author POV

Jessica sedang perjalanan ke kampus. Ia kembali memikirkan apa yang terjadi kemarin.

“Jadi itu yang membuat sikapmu berubah padaku..” gumam Jessica.

Flashback

Jessica pergi ke rumah Seohyun setelah kejadian di cafe itu.

“Mianhae Jessica, Seohyun belum pulang sejak tadi.” Kata Young Eun. Sejujurnya ia khawatir kenapa Seohyun belum pulang. Padahal setaunya, Jessica ini biasa bersama Seohyun.

“Gwaenchana eonni. Mungkin ia masih ada urusan.” Jessica mencoba tersenyum supaya kakak sepupu Seohyun itu lebih tenang.

“Emm Jessica, beberapa waktu yang lalu aku dan Seohyun melihatmu bersama seorang namja di toko buku. Pacarmu ya??”

“Nde??” Jessica terkesiap. ‘Di toko buku…’ gumamnya dalam hati

“Ne, tapi saat aku ajak Seohyun untuk menemuimu ia menolak. Ya sudah kami langsung pulang.”

“Aniyo eonni dia bukan pacarku. Kami hanya berteman.”

“Eeemmm eonni aku pamit dulu ya. Annyeong.”

“Ne annyeong, hati-hati Jessica.”

Flashback END

“Baiklah. Aku akan menebus kesalahanku.” Gumam Jessica sambil tersenyum misterius, dan semakin menambah kecepatan mobilnya menuju kampus.

 

 

Seohyun mengerjap-ngerjapkan matanya saat ia merasakan silau matahari pagi mengganggu tidurnya. Ia melihat di sebelahnya, ada baju terlipat rapi dan juga handuk. ‘mungkin untukku mandi’ pikirnya. Tanpa pikir panjang ia segera mandi, ia ingin cepat pulang.

30 menit kemudian Seohyun sudah rapi. Ia keluar kamar, mencari Ahra dan eomma Kyuhyun. Ingin berpamitan untuk pulang.

“Eh sudah bangun.” Seohyun sedikit kaget. Ia berbalik. Ternyata Kyuhyun yang bicara barusan.

‘Menyebalkan. Kenapa ia harus bertemu namja ini.’ Gumamnya dalam hati.

“Aku mau berpamitan dengan ibu dan kakakmu.”

“Sarapanlah dulu. Setelah itu biar ku antar kau pulang.”

“Eh Seohyun. Kajja sarapanlah dulu.” Ahra baru keluar dari arah dapur.

“Eonni, aku langsung pulang saja.”

“Ayolah..sarapan dulu. Hari ini aku sudah masak spesial untukmu.”

“Jinjja? Eonni masak? Pasti rasanya tidak karuan.” Celetuk Kyuhyun.

“Apa katamu?? Haisshh sudahlah aku sedang tidak mood berdebat denganmu. Kajja Seohyun kita ke ruang makan.” Ahra menggandeng tangan Seohyun.

Author POV END

 

Kyuhyun POV

Kulihat gadis itu masih terlihat kaku di rumah ini. Apa mungkin karena ada aku ya. Haiisss sebenarnya apa salahku padanya sih sehingga ia sebegitu marahnya.. makan pun ia terlihat tak menikmatinya.

“Seohyunie cobalah ini. Ini makanan kesukaanku lhoo” Ahra noona mengambilkan lauk untuknya.

“N…ne eonni. Sudah. Ini sudah cukup.”

“Jangan sungkan di rumah ini gadis cantik. Anggap saja kami keluargamau sendiri.” Ujar appa.

“Ne Seohyun. Jangan merasa asing disini.” Tambah eomma.

“Setelah ini akan ku antar pulang Seohyun. Aku akan menemui orang tuanya dan meminta maaf telah menabraknya.” Kata Donghae hyung. Aku tersentak kaget.

“Biar aku saja yang mengantarnya hyung.” Ucapku tiba-tiba. Semua menoleh padaku.

“A..aku yang akan menemui orang tuanya. Lagipula sekalian berangkat ke kampus.”

Aku menatap hyungku. ‘hyung…jebal..’ gumamku dalam hati.

Ku lihat ia tersenyum “Baiklah.” Hah syukurlah. Sepertinya hyung mengerti kemauanku.

 

+++++++++++

“Joohyun…. hari ini kau ada kuliah?” tanyaku pada yeoja yang merebut perhatianku sejak beberapa bulan lalu ini. Dia diam.

“Ne.” Akhirnya ia mau meresponku.

“Joohyun, sebenarnya ada yang ingin ku tanyakan padamu. Tentang sikapmu padaku” aku menoleh padanya.  Ia memalingkan wajahnya menghadap keluar jendela mobil.

“Aku sedang tidak ingin membahasnya Kyuhyun-ssi.”

Aku diam. Entahlah aku juga jadi bingung mau bicara apalagi.

“Lagipula tidak ada yang salah denganmu. Lupakan saja akan sikapku semalam. Anggap aku sedang frustasi sehingga bersikap seperti itu.” Tambahnya.

Tak terasa aku sampai di depan rumahnya.

“Gomawo.. dan maaf sudah merepotkanmu.” Ucapnya sebelum turun.

“Ne cheonma. Ah tidak merepotkan kok. Oya, apa tidak sekalian kau ikut bersamaku berangkat ke kampus?”

“Tidak usah Kyuhyun-ssi. Mungkin hari ini aku ijin tidak masuk dulu. Aku ingin istirahat di rumah saja.”

“Badanmu masih sakit ya?? Apa perlu kuantar kau ke dokter?” tanyaku khawatir.

“Tidak usah.. aku hanya butuh istirahat.”

Ia kemudian keluar dari mobil, aku mengikutinya. Di depan pintu gerbang seorang yeoja menunggunya.

“Joohyun-a, kau tidak apa-apa?? Itu keningmu, apa masih sakit?” tanya yeoja itu khawatir

“Gwaenchana eonni…” kulihat Joohyun tersenyum hangat pada yeoja yang dipanggilnya eonni itu. Aku sedikit lega melihat senyumnya itu… sejak dirumahku dan melihatku ia tak pernah senyum seperti itu.

“Agassi, mianhae. Aku…emm maksudku hyungku yang telah menabraknya semalam. Hyungku tidak sengaja melakukan itu. Atas nama hyungku dan keluargaku aku meminta maaf yang sebesar-besarnya. Jika agassi ingin meminta Joohyun untuk diperiksa kami akan menanggung biaya rumah sakitnya.”

“Ne gwaenchana. Maafkan kami juga karena lalai menjaga Joohyun. Sepertinya  Joohyun tidak akan mau kerumah sakit.” Yeoja itu melihat ke arah Joohyun. Kemudian tersenyum.

“Gomawo anda telah mengantarnya. Ia mungkin hanya butuh istirahat cukup. Sampaikan juga terimakasihku pada keluargamu karena telah merawat Joohyun.”

“Ah ne. Itu sudah kewajiban kami. Baiklah saya permisi dulu.”

“Ne..”

Aku masuk kedalam mobil. Di tengah perjalanan aku kembali memikirkan kata-kata gadis itu semalam. Dia muak padaku.katanya  Aku ini pembohong. Apa aku telah membohonginya?? Bohong tentang apa?? Aarrgghhhh… aku menggaruk kepalaku kasar. Tiba-tiba handpneku berbunyi. Kulihat tertera nama Jessica sedang memanggil. Lantas ku pakai headsetku.

“Ne, Jessica ada apa??”

“………………”

“’Oke nanti pukul 11 di cafe waktu itu ya..”

“……………”

“Ne.. annyeong.”

Tumben gadis itu mengajakku bertemu dulu. Biasanya aku dulu yang mengajaknya dan itu pun tak mudah.. sepertinya ada hal penting sehingga ia meminta bertemu duluan.

Kyuhyun POV END

 

Author POV

“Joohyun-a jika ada yang meresahkan hatimu ceritakanlah pada eonni… jangan kau pendam sendiri.” Young Eun duduk di tepi ranjang menemani adik sepupunya itu. Sejak pulang tadi Seohyun hanya diam, terlihat lebih murung.

“Eonni sudah lama mengenalmu Joohyun. Eonni tidak ingin kau memikul beban hatimu sendiri. Ceritakanlah, siapa tau eonni bisa membantu. Jangan siksa dirimu Joohyun-a…”

“Hiikss….hikkss…..eonni…” Seohyun menghambur kepelukan eonninya. Tangis yang sejak tadi berusaha ia tahan akhirnya keluar juga. Sang kakak mengelus punggungnya mencoba menenangkan dahulu…

“Hiikksss…..eonni kenapa semuanya jahat padaku??” tanya Seohyun masih dalam pelukan Young Eun

“Nugu?? Siapa yang telah jahat padamu Joohyun??”

“Mereka…. mereka jahat padaku eonni. Apa salahku pada mereka??”

Youn Eun melepas pelukannya pada Seohyun. Ia tatap yeoja yang sangat ia sayangi itu.

“Joohyun-a, sebenarnya ada apa?? Jelaskan pada eonni.”

 

+++++++++++

“Jessica mian membuatmu menunggu. Tadi aku masih ada urusan.” Ucap Kyuhyun yang baru datang ke tempat ia janjian dengan Jessica.

“Ne gwaenchana. Aku juga tak lama menunggumu. Kau mau pesan sesuatu??”

“Boleh. Apa saja.”

Jessica kemudian memanggil Jiyeon dan memesan 2 gelas cappucino moca.

“Jadi apa yang mau kau bicarakan padaku?” tanya Kyuhyun. Jessica mengernyit, tak biasanya Kyuhyun to the point seperti itu. Biasanya namja itu akan berbasa basi dulu.

“Em…ini mengenai Seohyun..”

“Seohyun?? Maksudmu Seo Joohyun??” tanya Kyuhyun

“Ne. Dia adalah sahabatku.”

Kyuhyun terlonjak kaget. Selama ini ia tidak tau jika Jessica adalah sahabat yeoja itu.

“Aku mengetahui facebookmu dari dia. Tapi aku tak ada niat buruk kok. Aku hanya ingin tau saja seperti apa teman akrab sahabatku di dunia maya.”

Jessica menghentikan pembicaraannya karena ada Jiyeon yang mengantar minuman pesanannya.

“Gomawo eonni.”

“Ne Sica.”

“Ku kira kau memang tertarik padaku sehingga meng-add facebookku.” Ucap Kyuhyun.

Jessica terkekeh geli dengan penuturan pede Kyuhyun barusan.

“Kau tertalu percaya diri Kyuhyun-ssi. Mana mungkin aku tertarik pada namja sepertimu. Kau bukan tipeku.” Tanpa Jessica sadari, Kyuhyun tersenyum lega.

“Kau salah besar jika berkata seperti itu. Diluar sana banyak yang mengidam-idamkan aku untuk menjadi pacar mereka.”

“Hhaha…sudahlah bukan saatnya untuk membicarakan itu. Aku tau kau itu memang tampan dan mempesona sampai-sampai sahabatku sendiri terpikat olehmu.”

Kyuhyun diam, mencoba mencerna ucapan Jessica barusan.

“Maksudmu???” tanya Kyuhyun mencoba memastikan perkiraanya.

“Ne… Seohyun tertarik padamu. Sangat sangat tertarik. Dan yang lebih pentingnya lagi ia salah paham terhadap kita.”

“Dia tau aku mengenalmu juga??”

“Ne Tuan Cho. Dan dia melihat kita BERDUA di toko buku waktu itu.” Jawab Jessica sambil menekan kata berdua.

“Dan lebih parahnya lagi saat itu aku menolak ajakannya karena akan menemuimu di toko buku itu.” Tambah Jessica dengan raut wajah menyesal.

“Pantas saja…” gumam Kyuhyun.

Author POV END

 

Jessica POV

Hah. Lega rasanya. Satu masalah telah selesai. Ya walaupun belum seratus persen terselesaikan karena aku belum meminta maaf secara langsung pada Seohyun. Seohyun, maafkan aku karena tidak berkata jujur padamu. Aku tak bermaksud buruk, saat itu aku hanya ingin mengetahui lebih jauh mengenai namja yang kau sukai itu. Tak lebih. Aku tak mau kau sakit hati karena salah mencintai seorang namja. Tapi malah kau sakit hati karena perbuatanku. Mianhae Seohyun-ah.. gee gee gee gee baby baby handphoneku berbunyi. Kulihat nomor tak dikenal.

“Ne, yoboseyo..”

“……………….”

“Oh Young Eun eonni. Ne eonni ada apa??”

“……………….”

“Aku sekarang dirumah. Bagaimana kalau kita bertemu di luar saja??”

“……………….”

“baiklah eonni. Sampai bertemu disana.

“………………”

“Ne, annyeong.”

Kakak sepupu Seohyun, Young Eun eonni memintaku untuk bertemu. Pasti mengenai Seohyun. Ya sudahlah aku ingin cepat-cepat semuanya clear.

 

@cafe

“Jadi seperti itu kejadian sebenarnya Sica-ah… hmmmm hanya kesalahpahaman.” Kata Young Eun eonni setelah mendengar semua penjelasanku.

“Ne eonni. Aku tau caraku memang salah. Tak seharusnya aku berbohong pada Seohyun.”

“Eonni akan membantumu agar Seohyun mau menemuimu. Dan saat itu jelaskanlah padanya semua yang terjadi sebenarnya.”

“Jinjja eonni??” Young Eun eonni mengangguk.

“Gomawo eonni. Dan maaf telah melibatkanmu dalam masalah ini.”

“Gwaenchana… sudah sewajarnya Sica, eonni melakukan ini. Eonni tak mau Joohyun terus menerus murung dan sedih.”

“Betul eonni. Dan sepertinya dia sangat mencintai Kyuhyun.”

“Kau benar…”

Jessica POV END

 

 

Author POV

“Chukkae hyung….. sepertinya, gadis itu masih mengharapkanmu..” ucap Kyuhyun pada Donghae.. saat ini mereka tengah menikmati udara malam di balkon kamar Kyuhyun.

“Belum tentu Kyu… dua tahun aku telah meninggalkannya tanpa kabar. Dan siapa tau laki-laki lain telah mengisi kekosongan hatinya.” Jawab Donghae dengan tatapan sendu.

‘Hyung, aku janji akan segera mempertemukanmu dengannya.’ Batin Kyuhyun.

“Eh, Hyung besok jalan-jalan yukk?!”

“Kemana?”

“Emm ke suatu tempat. Kulihat, kau jarang keluar rumah.”

“Oke..  tapi aku sedang tidak mood untuk menemanimu ke toko PSP.”

“Haisshhh…. kau ini hyung. Kali ini aku tidak akan mengajakmu untuk menemaniku ke toko PSP. Lagi pula, Ahra noona akan mengomeliku jika aku membeli PSP baru.”

“Hahaha…..ne, rupanya kau sadar itu juga.”

Kyuhyun hanya memanyunkan bibirnya. Tapi ia senang, lebih tepatnya lega. Sebentar lagi, hyung kesayangannya itu akan bertemu dengan gadis yang amat sangat disayangi oleh sang hyung.

 

 

++++++++++

Gee gee gee gee baby baby… handphone Jessica berbunyi saat ia tengah mengerjakan tugas kuliahnya di cafe tempat biasa ia dan Seohyun menghabiskan waktu bersama namun kali ini tanpa Seohyun. Ia melihat nama Kyuhyun tertera di layar handphonenya.

‘Ada apa lagi anak ini?!’ gumam Jessica dalam hati. Ia lantas menekan tombol hijau lalu menempelkan handphone itu di telinganya.

“Ne, yoboseyo..”

“……………………..”

“Aku sedang di cafe mengerjakan tugas kuliah. Kenapa?”

“……………………”

“Kapan ??”

“…………………….”

“Oke, aku usahakan.”

“……………………………”

“Haisshh ne, ne. Kau ini dasar tukang memaksa.”

“……………………”

“Ne….  dan aku minta jangan sampe kali ini Seohyun salah paham lagi.”

“………………….”

“Ne..ne… ya sudah aku mau melanjutkan tugasku dulu. Annyeong..”

Klik. Jessica menutup teleponnya sepihak.. ya, mungkin itu terkesan tidak sopan, tapi bagi gadis seperti Jessica hal itu biasa. Ia terkesan dingin terhadap orang yang baru ia kenal. Apalagi Kyuhun. Semenjak kejadian salah paham itu, Jessica agak menjaga jarak dengan Kyuhyun.

 

Jessica POV

Hari ini aku datang ke cafe tempatku dan Kyuhyun janji bertemu. Aku sendiri tidak begitu tau apa keinginannya mengajakku bertemu. Masalah Seohyun, sudah ku jelaskan padanya beberapa hari lalu. Terus ini ada apa lagi?!

Ku edarkan pandanganku mencari nomor meja yang telah Kyuhyun beritahukan tadi. Ternyata ia telah memesan meja tersendiri. Dasar namja itu.

“Ah itu dia.” Aku segera menghampiri meja yang ternyata Kyuhyun sudah ada disana. Aku berniat mengagetkannya karena posisnya yang membelakangiku. Tapi ku urungkan niatku. Aku masih enggan ber akrab-akrab ria dengan namja ini.

“Mianhae aku te-“ ucapanku terpotong karena kaget melihat siapa yang duduk.

 

TBC

 

Kira-kira siapa ya yang dilihat jessica? Emmm sepertinya ff ini sudah mulai membosankan yah??!! Readers tak usah khawatir karena sebentar lagi ff ini akan berakhir J

I Choose Your Heart chap 3

Judul : I Chose Your Heart

Author : Choi Yoo Rin

Genre : romance, friendship

Rating : 13+

Length : 1 of …?

Cast : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Jung Jessica, Lee Donghae

 

Disclaimer : semua cast milik Tuhan, orang tua mereka, manajemen, dan diri mereka sendiri. Author hanya meminjam nama. Ide cerita murni milik author karena ini kisah nyata *curhat*. Kalaupun jalan ceritanya ada yang mirip itu hanya kebetulan. Tidak pernah ada unsur kesengajaan. Sekali lagi ini murni ide author.

CHAPTER 3

Author POV

Pagi ini Seohyun kurang begitu bersemangat untuk pergi ke kampus. Hal itu karena kejadian semalam di toko buku. Ya, ia melihat Kyuhyun dan sahabatnya Jessica sedang ada disana berdua. Padahal selama ini Seohyun belum pernah mengenalkan Kyuhyun pada Jessica ataupun sebaliknya. Ia juga kecewa kenapa Jessica tak pernah bilang kalau sudah mengenal Kyuhyun.

“Joohyun-a, kau terlihat pucat. Apa kau sakit?” tanya Young Eun saat melihat Seohyun turun dari kamarnya.

“Aniyo eonni… aku baik-baik saja.”

“Biar eonni antar kamu ke kampus ya?”

“Kalau tidak merepotkan, aku mau.”

“Ya tidak lah Joohyuniku tersayang… ya sudah kamu sarapan dulu ya setelah itu kita berangkat.”

“Ne”

Seohyun mau diantar oleh Young Eun karena ia malas harus ke kampus bersama Jessica. Sejujurnya, ia benar-benar marah terhadap dua orang itu, Jessica dan Kyuhyun. Cemburu. Mungkin kata itu yang pas untuk menggambarkan perasaan Seohyun kali ini. Hei, Jessica sendiri kan tau kalau Seohyun menyimpan perasaan pada Kyuhyun.

 

 

++++++++

“Gomawo eonni…” ucap Seohyun saat ia sampai di depan gerbang kampusnya sembari melepas seatbelt yang ia kenakan.

“Ne Joohyun, cheonma… kamu…..sedang tidak ada masalah kan??” young eun sangat tau betul Seohyun. Jika Seohyun sedang ada masalah, maka ia akan seperti ini. Kurang bersemangat, seperti orang sakit…dan hobinya online mendadak hilang…

“Aniyo eonni… aku baik-baik saja kok. Eonni tidak perlu khawatir.” Seohyun tersenyum. Ya ia tidak ingin atau lebih tepatnya belum ingin eonninya tau mengenai masalahnya.

“Aku turun dulu ya eonni.”

“Nanti apa perlu eonni jemput?”

“Tidak perlu eonni.. aku ingin ke suatu tempat dulu sepulang kuliah nanti.”

“Baiklah kalau begitu. Jika ada apa-apa telepon eonni ya.”

“Ne.”

 

Seohyun melangkahkan kakinya dengan malas menuju kelasnya. Hah…sebenarnya ia ingin sekali bolos kuliah hari ini….ia ingin pergi ke suatu tempat dimana orang-orang tak akan mengganggunya. Melepaskan kepenatan, menghibur hati yang sedang gundah. Tapi itu tak mungkin kan?!! Ia juga tak mau merelakan kuliahnya… ia sangat menomorsatukan pendidikan. Ya seperti sekarang ini, walaupun ia sedang ada masalah tapi kuliah harus tetap jalan.

“Seohyun!!” teriak seseorang dari belakangnya. Seohyun pun membalikkan badan dan seperti dugaannya, Jessica lah yang memanggil namanya tadi.

“Kau hari ini tidak membawa mobil sendiri ya??” tanya Jessica saat sudah di samping Seohyun.

“Aniyo. Aku sedang malas bawa mobil. Wae?”

“Tumben aja… o iya, nanti kita ke cafe seperti biasa ya??”

“Aku sedang tidak mood kesana Sica-ah.. aku ingin segera pulang nanti setelah kuliah.” Jawab Seohyun sambil melanjutkan jalan ke kelasnya. Jessica terdiam. Ia tau, Seohyun sedang ada masalah karena tak biasanya Seohyun seperti ini.

 

“Seohyun-ah, apa kau sedang ada masalah?” tanya Jessica setelah mereka sampai di kelas.

“Aniyo. Gwaenchanayo.”

 

Kyuhyun POV

“Ayolah hyung…… jangan bagitu! Kau tidak boleh menghindar dari semua orang seperti ini. Lagipula aku kangen padamu hyung. Sudah lama kita tidak bertemu. Giliran aku di korea, hyung yang pergi ke luar negeri.” Ocehku dengan hyungku. Ah ani, dia hyung sepupuku. Sekarang dia berada di Cina.

“…………………”

“Aku tidak mau tau, pokoknya kau harus kembali tinggal di korea. Bukannya pengobatanmu sudah selesai?”

“………………..”

“Aku tau dari ahjumma. Sudah pokoknya kau harus segera pulang. Dan 1 lagi, aku sudah menemukan yeoja yang kau ceritakan selama ini. Aku akan menerima permintaan tolongmu tapi kau harus kembali. Titik.”

Tuuuttt…..ttuuuttt……ttuuuuttt….. aku memutus teleponnya. Hah, aku tidak ingin mendengar alasan hyungku untuk tidak pulang. Hyung…jebal….pulanglah. apapun akan kulakukan demi kebahagiaanmu hyung. Aku sudah menemukan gadis itu. Akan kulakukan seperti yang kau minta. Yang kulakukan ini tidak ada apa-apanya dibanding apa yang kau lakukan dulu untukku.

 

flashback

“hyung setelah ini kita main game yuk. Kau harus bisa mengalahkanku.” Ucapku begitu bersemangat saat aku dan hyung sepupuku berjalan kaki pulang sekolah. Kami saat ini sama-sama berada di bangku SMP. Tapi hyungku ini sudah kelas 2 sedangkan aku masih kelas 1. Ya walaupun kami berasal dari keluarga berkecukupan tapi keluarga kami selalu membiasakan kami untuk bersikap tidak terlalu menonjolkan kekayaan. Salah satunya dengan berjalan kaki sepulang sekolah seperti ini. Lagipula aku dan hyung lebih menyukai jalan kaki.

“Aiishhh kalo masalah game aku tidak akan bisa mengalahkanmu Kyu….”

“Ayolah hyung jangan pesimis dulu. Kuncinya kau harus punya strategi dulu untuk mengalahkanku. Cari kelemahanku saat bermain game hyung.” Aku terus berceloteh tanpa memperhatikan arah jalanku. Aku menyeberang secara tiba-tiba karena ini bukan jalan utama jadi kupikir aman saja.

“Kyu awaassss!!!!!!!!!!!!”

Tiiinnnnn……….Bruakkkk….

“Hyung!!” aku berlari menghampiri hyungku yang terkapar bersimbah darah di jalan. Ya, ia mendorongku saat aku akan tertabrak oleh truk tadi.

“Hyung kenapa kau mendorongku tadi?? Kau tidak seharusnya seperti itu hyung. Hyung jebal bertahanlah. Aku akan menyelamatkanmu.”

Setelah kejadian kecelakaan itu, aku sangat menyalahkan diriku sendiri. Betapa bodohnya aku karena aku hyungku jadi seperti ini. Luka luarnya memang tidak ada yang serius. Tapi luka dalam yang diderita hyungku. Saat kecelakaan kepala hyung membentur aspal terlalu keras sehingga pembuluh di otaknya mengalami masalah. Dan itu dapat menyebabkan ia mengidap sebuah penyakit otak dalam jangka panjang. Aku berjanji sejak saat itu aku akan melakukan apa saja demi hyungku.

Flashback end

 

“Mianhae hyung…mianhae…” ucapku lirih.

Tokk tokkk tookkk….

“Kyu….kau sudah bangun apa belum? Cepat bangun!! Kau harus berangkat kuliah.” Teriak Ahra noona dari luar kamarku.

“Ne noona. Aku sudah akan keluar kok.”

“Noona tunggu di meja makan.”

 

“Tumben kau sudah bangun sebelum noona membangunkanmu Kyu.” Ejek noonaku saat aku baru duduk dimeja makan. Noonaku ini memang selalu menyebalkan.

“Bangun labih awal salah, bangun telat salah.” Jawabku sambil menerima sepiring roti dari eomma.

“Aishhh bukan sperti itu maksudku. Sudahlah, percuma bicara padamu. Kau itu kan pabo.” Ucap noona sambil menekan kata pabo.

“Enak saja kau bilang aku pabo. Aku ini-“

“sudah, sudah…kalian ini. 2 tahun tinggal bersama di California belum cukup membuat kalian akur?” lerai eomma.

“Noona dulu sih eomma yang memulai.”

“Ahra kau seharusnya bisa membimbing namdongsaengmu. Kau kan yang lebih tua.” Kata appa.

“Benar tu noona. Jangan Cuma mengejekku.” Kataku sambil memeletkan lidah pada noona. ‘Haha….aku menang noona….. jangan macam-macam padaku didepan appa dan eomma, karena kau pasti kalah.’

“Ne appa.” Jawab noona pasrah.

Kyuhyun POV END

 

Author POV

Kyuhyun baru menyelesaikan mata kuliah terakhirnya hari ini.

“Masih terlalu awal untuk pulang.” Gumamnya setelah melihat jam tangannya. Ia clingak clinguk melihat sekelilingnya. Mencari seseorang. Kemudian ia memutuskan untuk menelepon seseorang tersebut.

“Yoboseyo…”

“………………”

“Apa kau masih ada jadwal kuliah sekarang?”

“………………..”

“ Bisa kita bertemu sekarang??”

“……………….”

“Ohh begitu ya…. ya sudah tidak apa. Lain kali saja.”

“…………….”

“Ne, annyeong…” Kyuhyun menutup teleponnya sedikit kecewa.

“Benar apa katamu hyung. Gadis itu tidak mudah untuk didekati. Dia…….gadis yang lumayan dingin terhadap orang yang baru dikenalnya.” Gumam Kyuhyun.

 

 

Seohyun dan Jessica baru saja selesai kuliah. Seohyun masih terus bersikap dingin terhadap Jessica. Jessica tau itu. Tapi ia tak mengerti apa yang menyebabkan Seohyun seperti ini.

“Seohyunie……kau………benar-benar tidak mau ke cafe bersamaku?”

“Aku sedang tidak mood untuk kesana Sica.”

“Atau kita online saja bagaimana? Kita cari tempat baru sambil online. Aku hari ini membawa laptop ingin online bersamamu.”

“Tapi aku tidak membawa laptop. Dan aku sedang tidak ingin online.”

“Wae Hyunie?? Biasanya kau paling antusias untuk online.”

“Bukan urusanmu Jessica.. dan kenapa jadi dirimu yang berminat untuk online. Apa kau menemukan sesuatu di dunai mayamu??!!” Seohyun berkata seperti itu dengan penekanan di setiap perkataannya sehingga membuat Jessica terkesiap.

“Apa maksudmu Seohyun??”

“Sudahlah. Aku capek.” Tanpa menjawab pasti pertanyaan Jessica, Seohyun pergi meninggalkan Jessica yang masih terdiam.

Gee gee gee gee baby baby… tiba-tiba handphonenya berbunyi.

“Ne, yoboseyo…”

“………………….”

“Mianhae…..aku tidak bisa. Mungkin lain waktu saja.”

“………………….”

“Gomawo. Annyeong…”

Author POV END

 

Seohyun POV

Aku keluar kelas meninggalkan Jessica secara sepihak. Aku sudah tidak kuat. Berdebat dengannya, berlama-lama disampingnya membuatku selalu ingat saat ia bersama Kyuhyun. Aku memang tidak punya hak apa-apa pada Kyuhyun. Tapi kenapa mereka harus berbohong padaku? Apa salahku?? Aku terus berlari menuju gerbang kampus. Karena mataku yang berkaca-kaca, aku berlari sambil menunduk menyembunyikan wajahku.

Brruukkk…. aku tidak sengaja menabrak seseorang.

“Mianhae.” Ucapku lantas akan meninggalkannya namun orang yang ku tabrak memanggil namaku.

“Joohyun..” suara itu. Panggilan itu. Hanya appa, Young Eun eonni dan………………..dia yang memanggilku dengan nama itu. Dia, Kyuhyun.

“Joohyun, kau kenapa?” tanyanya mendekat ke arahku. Namun aku masih menundukkan kepalaku. Aku tidak ingin dia tau jika aku menangis.

“An…aniyo….nan gwaenchana. Mianhae Kyu, aku terburu-buru. Aku pergi dulu.” Aku langsung pergi meninggalkannya.

Aku terus berlari. Keluar dari gerbang kampus, aku kembali berjalan tenang. Menyusuri trotoar, dengan mata merah, sembab. Berjalan tanpa tau arah. Entah apa yang dipikirkan orang-orang yang melihatku. Orang gila. Mungkin seperti itu. Keadaanku yang memilukan. Tak terasa kakiku telah membawaku ke tempat ini. Sungai Han. Aku duduk di salah satu bangku yang ada di pinggir sungai ini. Menikmati pemandangan sore hari yang indah.

“Hiikss….hiikkss…..” aku terisak, kembali menangis. Meluapkan semuanya disini. Aku benci keadaan seperti ini. Paboya Seohyun. Pabo, pabo. Kau adalah gadis bodoh. Untuk apa kau seperti ini??!!! Dia bukan siapa-siapamu. Untuk apa kau menangisinya?!! Kau tidak punya hak untuk cemburu pada mereka.

Aku mengusap air mataku secara kasar. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” aku berteriak sekencang-kencangnya untuk meluapkan semua kekesalan dalam hatiku. Tuhan……aku mohon jangan beri cobaan seperti ini. Aku tidak sanggup. Jika memang Kyuhyun bukan untukku, buatlah aku tegar. Rela, ikhlas menerima kenyataannya. Tak terasa, air mataku jatuh lagi…

“Ini.” Tiba-tiba seseorang datang menghampiriku dan memberiku sebuah sapu tangan. Sapu tangan berwarna pink. Saat aku mendongak, ternyata orang itu namja.

“Pakai saja.”

Aku sedikit ragu-ragu untuk mengambilnya. Tapi yasudahlah, daripada tidak ada yang bisa digunakan untuk mengusap air mataku.

“Gomawo.” Ucapku sedikit serak.

“Ne, cheonmaneyo. Ehmm….boleh aku duduk di sini??”

“Silahkan.” Aku sedikit bergeser supaya ia bisa duduk.

“Ehmm…….seberapa banyak masalah yang kau alami?? Sepertinya sangat banyak ya…dan tentunya itu masalah rumit. Benarkah tebakanku?”

Bukannya menjawab, aku menatap namja itu. Isshhh….namja satu ini sok tau sekali.

“Bukan urusanmu.” Jawabku dan kembali menatap pemandangan sungai.

“Hhhhhh…………aku pernah menjumpai seorang yeoja disini. Dia juga sepertimu. Menangis. Saat kutanya, jawabannnya pun sama seperti jawabanmu barusan. Aku sebenarnya ingin membantunya untuk menenangkan diri. Tapi gadis itu terlalu keras kepala. Hingga beberapa setelahnya, aku mendengar jika ia telah meninggal bunuh diri. Sungguh miris.”

“Kau kira aku akan bunuh diri?? Hidupku masih panjang, dan aku ingin menikmatinya.”

“Baguslah kalau begitu.”

Kami terdiam… kulirik dia, dia memandang lurus ke arah matahari terbenam.

“Indah ya?” tanyanya dan secara tiba-tiba menoleh padaku. Aku jadi kikuk sendiri.

“Ee…eem..ne indah.”

“O ya, aku Sungmin. Lee Sungmin.” Katanya sambil mengulurkan tangannya padaku.

“Kau bisa memanggilku Seohyun.” Entah kenapa aku tidak ingin dia tau nama lengkapku. Aku takut dia memanggilku Joohyun. Aku tidak mau ada orang lain yang memanggilku seperti itu. Cukup 3 orang yang saat ini ku sayang.

“kau pasti ada masalah dengan pacarmu ya?” lagi-lagi namja ini sok tau. Huh.

“Aniyo, aku tidak sedang bertengkar dengan pacarku. Aku tidak punya pacar.”

“Ooo……padahal gadis yang aku ceritakan tadi masalahnya karena pacarnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dan pacarnya itu lebih memilih sahabatnya.”

Deg…..jantungku berdetak lebih cepat. Hatiku kembali merasa sakit. Pacar. Sahabat. Akankah kisahku berakhir seperti itu??

“Hey..” dia mengibaskan tangannya di depan wajahku.

“Ah..n..ne.. ooo begitu.” Aku hanya bisa menjawab sekenanya.

“Kau masih ingin terus disini?”

“Nde?!”

“Yasudah sepertinya kau masih ingin ditempat ini. Mianhae aku ada urusan. Sapu tangannya boleh untukmu. Tapi kalau kau tidak mau, kau bisa mengembalikannya besok. Aku datang kesini setiap sore. Dahh..annyeong…”

“Ne, annyeong.”

Namja itu akhirnya pergi. Hahhh…lumayanlah, untuk penghibur. Meskipun sedikit mengganggu. Aku melihat jam tangan yang kupakai. Sudah pukul 6. Aku harus segera pulang.

Seohyun POV END

 

 

Author POV

Jessica menghempaskan tubuhnya di ranjang miliknya. Kepalanya terasa nyut-nyutan. Entah memang sakit kepala, atau mungkin karena terlalu banyak yang ia pikirkan.

“Donghae oppa…eodiga??” gumamnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

“Bogoshipo…” gumamnya lagi yang terdengar lirih. Donghae adalah sunbae Jessica di kampus. Dulu mereka sangat dekat. Mungkin orang awam akan mengira jika mereka berpacaran. Tapi hal itu tidak terjadi. Ya kedekatan mereka terjalin dulu, dulu sebelum Donghae menghilang secara tiba-tiba tanpa memberi kabar pada Jessica. Teman-temannya pun juga tidak tau dimana Donghae sekarang berada. Lee Donghae, pria itu hampir membuat Jessica gila karena kelimpungan mencarinya. Jessica tidak munafik, ia menyimpan perasaan terhadap Donghae. Dan ia pun yakin jika Donghae mempunyai perasaan yang sama terhadapnya. Hingga sekarang, ia masih mencintai pria yang berhasil meluluhkan hatinya itu. Hanya pria itu, ya Jessica terkenal cukup dingin pada orang yang baru ia kenal terlebih namja. Tapi Donghae berbeda. Donghae mampu mencairkan gunung es di hati Jessica.

Tok tok tokk…

“Eonni ini aku..” Kristal, adik Jessica mengetuk pintu kamar kakaknya.

“Masuklah.”

“Eonni….eonni sedang ada masalah ya?? Aku lihat semenjak kepergian Donghae oppa, eonni jadi lebih sering melamun.”

“Aniya…. eonni baik-baik saja.  Jinjja? Eonni terlihat seperti itu ya?”

“Eonni….”

“ Kau ini anak kecil jangan sok tau deh… mungkin tiap kali kau mengamati eonni, kebetulan eonni sedang memikirkan tugas kuliah jadi seolah terlihat melamun.”

Krystal tau betul watak kakaknya. Saat ini belum saatnya ia meminta penjelasan lebih pada eonni satu-satunya ini. Nanti jika Jessica sudah terbuka hatinya, pasti akan otomatis menceritakan masalahnya pada Krystal.

“Baiklah eonni. Jika nanti butuh teman curhat panggil saja aku. Aku keluar dulu.”

Jessica membelai rambut panjang adiknya. “Gomawo nae dongsaeng..”

 

 

 

+++++++++++

“Mati kau, mati, mati, mati!! Haisshh shiitt..!” Kyuhyun menggerutu tak jelas karena kalah bermain game.

“Kyu….” panggil eommanya.

“Ne eomma.. wae??” jawab Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang ia gunakan untuk bermain game.

“Cepat jemput hyungmu di bandara.. kata ahjumma Lee dia berangkat pulang ke Korea tadi pagi dan seharusnya sudah sampai sekarang.”

“Mwo?? Hyung pulang?? Eomma sedang tidak mengerjaiku kan??”

“Aniyaa, eomma serius. Cepat jemput hyungmu.”

“Ne eomma aku akan berangkat sekarang.” Kyuhyun bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke Incheon airport. Di tengah perjalanan ia terus-terusan tersenyum. Senang. Lega. Itu yang ia rasakan. Akhirnya hyung yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri itu mau kembali ke Korea. Lega, karena itu artinya hyungnya sudah tidak berpikiran untuk menghindar dari orang-orang sekitar karena sesuatu. Sesuatu yang membuat laki-laki itu meninggalkan Korea.

“Aku janji hyung akan membuatmu bersatu dengan yeoja itu. Aku janji.” Kyuhyun mengendarai mobilnya lebih cepat untuk segera sampai di bandara. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu hyungnya.

Sesampainya di bandara, Kyuhyun segera menuju tempat kedatangan. Ia clingak clinguk mencari sosok hyung yang 2 tahun ini tidak ia jumpai. 10 menit ia berputar-putar mencari, tapi belum juga menemukan sosok yang ia cari itu. Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Sontak ia berbalik.

“Hyung!!” ia lantas memeluk namja yang sangat ia sayangi melebihi dirinya sendiri itu.

“Bogoshipoyo hyung..” ucapnya setelah melepas pelukan mereka.

“Hyung tidak tuh..”

“Aisshhh kau ini hyung.. oo iya, kenapa kau muncul dari belakangku? Mengagetkanku saja.”

“ahahaha….sekali-sekali mengerjaimu kan tak masalah. Tak selamanya setan itu menang.”

“Apa kau bilang? Setan…haiisshh…”

Begitulah mereka. Terus bercanda di perjalanan pulang menuju kediaman keluarga Cho. Ya, itu karena keluarga hyungnya tinggal di Cina.

Author POV END

 

 

Jessica POV

Sudah seminggu ini Seohyun mendiamkanku. Dia tak pernah mengungkapkan apa salahku terhadapnya sehingga ia bersikap seperti itu padaku. Aku lelah dengan semua ini. Andai Seohyun juga tau bahwa aku sedang kehilangan seseorang. Seseorang yang amat sangat ku cintai. Aku memang tak pernah bercerita pada Seohyun tentang perasaanku terhadap Donghae. Entahlah, aku belum ingin banyak orang yang mengetahuinya. Aku ingin Donghae yang pertama mengetahuinya.

Di sini, di tempat ini biasanya aku dan Seohyun sering manghabiskan waktu bersama. Tapi belakangan ini sudah tidak pernah lagi. Aku rindu saat-saat bercanda dengannya.

“Jessica, mau pesan sesuatu?” Jiyeon eonni menghampiriku.

“Eh eonni.. emmm boleh deh. Seperti biasa ya eonni.”

“Ne.” Jiyeon eonni lantas pergi.

Aku kembali melamun. Menatap keluar jendela cafe. Melihat lalu lalang orang di sekitar cafe.

“Ehem… apakah aku mengganggumu?” tiba-tiba ada yang bertanya padaku. Sontak aku menoleh.

“Kyuhyun-ssi??!! Kau…sedang apa disini?”

“Ini kan tempat umum.” Jawabnya santai sambil duduk berhadapan denganku.

“Ne, aku tau. Maksudku tumben kau kemari. Ini adalah tempat favoritku dengan sahabatku. Jadi aku lumayan tau siapa-siapa yang sering kesini juga.”

“Aku suntuk di rumah. Saat jalan-jalan, tak sengaja aku melihat cafe ini dan aku kira cafe ini lumayan untuk menghilangkan rasa jenuhku. Dan ternyata itu benar. Apalagi aku bisa bertemu denganmu.” Kyuhyun tersenyum dan menatapku intens, membuatku salah tingkah.

“Jessica, ini minuman pesananmu.”

“Gomawo eonni.”

“Anda juga mau pesan tuan?” tanya Jiyeon eonni pada Kyuhyun.

“Aku pesan minuman paling enak yang ada di cafe ini.”

“Baiklah, tunggu sebentar tuan.”

“Aisshhh apa katanya tadi? Tuan?? Kesannya aku ini sudah bapak-bapak dipanggil seperti itu. Apa dia tidak menyadari betapa tampannya aku dan kelihatan sangat muda.”

Aku hanya terkekeh melihat sikapnya. Meskipun di awal tadi aku merasa sedikit terganggu dengan kedatangannya, tapi untuk sekarang tidak apalah. Lumayan untuk mengurangi kejenuhanku.

Aku menyesap minumanku sambil melihat pemandangan di luar jendela (lagi). Saat aku kembali menatap Kyuhyun, ia tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya. Tiba-tiba tangannya menyentuh ujung kiri bibirku. Ku rasakan ia mengusap sesuatu.

“Ada bekas minuman di situ.” Ucapnya setelah menjauhkan tangannya dari wajahku.

“N..nde… ne. Gomawo.”

“Ini tuan pesanan anda. Minuman terbaik andalan cafe ini.” Jiyeon eonni meletakkan segelas minuman di meja.

“Gomawo. Ah ya, satu lagi. Lain kali jika aku kesini kau jangan memanggilku tuan lagi. Arra?”

Kulihat Jiyeon eonni sedikit kaget. Hahah…dasar namja satu ini.

“Ne.” Jawab Jiyeon eonni kemudian pergi.

“Kau ini Kyu.”

“Biar saja, hak ku dong. Pembeli adalah raja.”

Aku tak menanggapinya. Kami saling terdiam.

“Ehmm… Jessica-ssi, apa kau sudah punya namjachingu??” aku terkesiap mendengar pertanyaanya. Aku bingung harus menjawab apa. Memang aku belum punya pacar, tapi apa arti kedekatanku selama ini dengan Donghae??!!!

“Jessica-ssi?? Hey nona es!!” dia mengibaskan tangannya di depan wajahku. Aku kembali kaget dia memanggilku seperti itu. Panggilan itu. Hanya Donghae yang pernah memanggilku seperti itu.

“Permisi Kyuhyun-ssi. Aku harus segera pergi dulu.” Aku berdiri hendak meninggalkannya.

“Tapi kau kan belum menjawab pertanyaanku barusan.” Aku tak memperdulikannya. Aku langsung menuju pintu keluar cafe. Betapa kagetnya aku saat melihat seseorang berada di depanku saat aku hendak keluar.

“Seohyun….” aku kaget. Aku takut ia melihatku bersama Kyuhyun. Bukan apa-apa, aku takut ia salah paham. Sungguh, aku tidak ada niatan untuk merebut Kyuhyun darinya. Ia tak merespon. Malah berbalik dan berlari menjauhiku.

“Seohyun tunggu!! Seohyun!!” aku terus mengejarnya. Tapi ia malah mencegat taksi dan pergi.

“Haiisshhh…pasti dia berpikir yang macam-macam.”

Jessica POV END

 

 

Author POV

Drrtt…ddrrtt…. handphone Donghae bergetar. Ada panggilan masuk. Saat ia lihat ternyata Kyuhyun yang menelepon.

“Yoboseyo..”

“……………..”

“Mwoya?? Kau menanyakan hal itu padanya??”

“……………..”

“Kau ini Kyu. Jangan kelewatan lah.”

“……………..”

“Ne, ne arra. Tapi jangan berlebihan. Nanti ia malah terpikat padamu.”

“……………..”

“haha…..aniya.. aku percaya padamu.”

“……………”

“oke. Annyeong..”

Klik. Ia tersenyum sendiri setelah mendengar penuturan adik sepupunya lewat telepon barusan.

“Bogoshipo Nona es.” Ucapnya kemudian keluar kamar.

 

“Donghae-ya, kamu mau kemana?” tanya Ny.Cho saat melihat keponakannya turun dari tangga.

“Mau jalan-jalan sebentar ahjumma. Bosan di kamar.”

“Kenapa tidak meminta Kyuhyun untuk menemanimu saja?”

“Tidak usah ahjumma. Aku tidak apa-apa kok.”

Sejujurnya Ny.Cho masih khawatir dengan kesehatan Donghae. Mengingat keponakan satu-satunya itu baru saja selesai melakukan operasi di Cina.

“Baiklah kalau itu mau kamu. Kalau ada apa-apa segera hubungi ahjumma ya.”

“Ne, ahjumma. Saya pamit dulu. Annyeong.” Donghae membungkukkan badannya sebelum keluar.

“Ne, annyeong. Hati-hati.” Pesan Ny.Cho

 

 

Sementara itu di tempat lain

Seohyun, gadis itu duduk di pingir sungai Han. Matanya sembab, hidungnya merah, di pipinya masih ada bekas aliran air mata. Suara isakan juga masih terdengar dari mulutnya.

“Jahat. Semuanya jahat.” Gumamnya. Tiba-tiba terdengar suara petir. Dan tak lama hujanpun turun.

“Aisshh…kenapa turun hujan sih.” Ia berdiri, tapi tidak mencoba menyelamatkan dirinya dari guyuran hujan. Ia membiarkan hujan membasahi tubuhnya. Gadis itu berjalan pulang dengan jalan kaki. Sakit. Itu yang ia rasakan. Belum reda marahnya terhadap Jessica, kini sahabatnya itu menambah luka di hatinya. Ya, Seohyun melihat semua adegan Kyuhyun dan Jessica di cafe tadi.

“Aku memang kalah cantik dibanding Jessica. Tapi tak seharusnya kalian seperti ini padaku.” Gumamnya. Ia kemudian menyeberang jalan tanpa melihat-lihat dulu.

Tiiiinnnnn….suara klakson mobil membuatnya menoleh ke samping dan betapa kagetnya Seohyun karena sebuah mobil hendak menabraknya. Ia pun jatuh pingsan. Sang pengemudi mobil  segera keluar untuk melihat Seohyun.

“Tadi aku belum menabraknya kan?” tanya orang itu pada dirinya sendiri.

“Agassi, agassi.” Ia menepuk pipi Seohyun mencoba membangunkannya. Tapi nihil. Akhirnya ia menggendong tubuh Seohyun dan membawanya pulang.

Author POV END

 

Kyuhyun POV

Hahhh….aku merasa kehilangan. Kenapa Seororo tidak pernah online lagi ya?? Kemana dia?? Apa aku coba menghubunginya saja ya?? Ku ambil handphoneku lantas mencoba menghubunginya.

“Sial!!” umpatku karena bukannya mendapat jawaban darinya, malah yang terdengar suara operator. Kenapa nomornya tidak aktif sih??

Ceklek..aku melihat Donghae hyung masuk sambil menggendong seorang yeoja sambil terburu-buru.

“Hyung, nuguseyo??” tanyaku.

“Nanti saja kuceritakan Kyu. Sekarang bantu aku. Tolong ambilkan obat dan baskom. Juga pinjamkan bajunya eonnimu.”

Sebelum melaksanakan perintah dari hyung, aku melihat siapa yang di gendong hyung. Omona!!

“Joohyun!!” kagetku.

“Kau mengenalnya kyu?” tanya hyung heran.

“Ne.”aku segera berlari untuk mengambil obat dan baju ganti untuk Joohyun. Keningnya berdarah, keadaannya basah kuyup. Setelah semua yang kuperlukan ada di tanganku, aku menuju ke kamar tamu. Kulihat hyung sedang membersihkan luka di kening Joohyun.

“Hyung, bolehkah aku yang mengobatinya??” tanyaku hati-hati. Entahlah, saat ini aku sangat khawatir terhadapnya

“Ne Kyu. Silahkan.  Aku akan menghubungi keluarganya.” Setelah Donghae hyung keluar, aku memberi perban pada kening Joohyun. Astaga, badannya panas. Aku segera mengompres dahinya, sekedar supaya panasnya turun.

“Enngghhh….” dia bergerak. Sepertinya dia akan sadar. Tak lama ia membuka kedua matanya. Aku tersenyum saat ia sudah benar-benar sadar.

“Joohyun, kau sudah sadar?? Apa masih ada yang sakit?” tanyaku khawatir.

Bukannya menjawab, ia malah menatapku tajam.

“Joohyun..” ulangku.

“Aku mau pulang.”

“Kau masih sakit. Berbaringlah dulu.”

“Apa urusanmu aku sakit ataupun tidak.”

Mengapa dia jadi jutek seperti itu padaku. Apa aku telah berbuat salah padanya??

“Tapi kau demam. Tidak baik jika kau memaksakan diri untuk pulang.”

“Terus maksudmu aku harus menginap, begitu?? Tak sudi aku menginap disini.” Ia hendak berdiri namun ku tahan lengannya.

“Joohyun dengarkan aku!!” aku sedikit menaikkan nada bicaraku. “Entah karena apa kau bersikap seperti ini padaku. Meskipun kau sedang marah padaku, tapi setidaknya kali ini jangan egois. Jangan siksa badanmu karena amarahmu. Aku tidak peduli kau membenciku atau apapun. Tapi untuk saat ini hilangkanlah egomu. Kau itu sedang sakit.”

Terdengar isakan darinya. Apa kata-kataku tadi sudah kelewatan??

Aku lantas memeluknya. Dia hanya diam saja. Aku membelai rambutnya, mencoba sekedar menenangkannya.

“Mianhae…” ucapku lirih..

 

TBC

 

Black Soshi 7정 – Game Over (Part B) [FINAL CHAPTER]

Title :
Black Soshi

Sub-Title :
7정 – Game Over (Part B)

Author :
Cho Hyeyoung

Main Cast :
– Jessica Jung
– Lee Donghae

Other Cast :
– Choi Minho
– Choi Seunghyun
– Super Junior Member
– SNSD Member
– Lee Hongjoo [OC]
– Unknown Character (Will Annouced In This Chapter) [OC]
– And Other…

Type :
AU, Chaptered

Genre :
Suspense, Friendship, Romance, Action

Rating :
T (Teenager)

Poster :
Cho Hyeyoung

Referensi :
– Sherlock Holmes: The Crime Tricks
– Sherlock Holmes: The End
– 名探偵コナン (Detective Conan)

Disclaimer :
Plot is My and the Characters are belong to God
And DO NOT TRY TO RE-POST MY FANFICTION!!

Jweseonghamnida kalau ada yang tidak suka dengan pairing di dalam Fan Fiction ini *deepbow

#Warning : Mungkin FF ini bertemakan Serius, Ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa asing, Alur seadanya. But pokoknya,

Happy Reading!

Part Sebelumnya :
Prolog | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3 | Chapter 4 | Chapter 5 | Chapter 6 | FINAL Chapter: 7 A – 7 B

Sebelum membaca, jawab dulu pertanyaan dibawah ini;
1. Apakah hubungan ‘Dalang’ alias ‘Unknown Character’ dengan Jessica?
a. Kerabat
b. Keluarga
c. Teman
d. … (Isi sendiri)

A-Yo! dijawab, dan tulis dikomentar setelah membaca~ *JanganGantiJawabanSetelahBaca

*P.S : Ini adalah chapter terpanjang ._.v
—–

HaeSica Final copy

Unknown Place…

“Jadi bagaimana?”

“Persiapannya sudah matang sajangnim, kami hanya menunggu matahari bersinar dibalik awan hitam saat ini.” Namja dengan sebutan sajangnim itu tersenyum puas—sekaligus licik—mendengar jawaban dari kaki tangan terpercayanya—saat ini, “Good job boy. Kau memang bisa diandalkan. Tak salah aku memberimu upah tinggi.”

Dengan membungkuk sopan ala lelaki terhormat, orang itu—sang kaki tangan—berkata, “Ne. Rencanamu saat ini adalah pekerjaan terhormat bagiku, sajangnim.” Ia kembali tegap, “Sajangnim, apakah ‘plan B’ akan dilakukan?”

“With my pleasure, Falcon. Of Course. (Dengan senang hati, Falcon. Tentu saja)”
Orang itu—Falcon—mengangguk serta tersenyum licik. Ia yakin ‘plan B’ akan sangat diperlukan, begitu juga sang Sajangnim.

“Berapa jam lagi?”

“11 jam, 30 menit lagi sajangnim.”

“Geurae. Kau boleh keluar.” ucapnya, “Ah, ya. Untuk ‘plan B’ temanmu akan membantu bukan?”

“He will, Sajangnim. Phantom will come.” Setelah menjawab, Falcon membungkuk sopan dan meninggalkan ruangan sajangnimnya.

Sementara itu, sang Sajangnim tersenyum licik ke arah sebuah lembaran—seperti sertifikat. Didalam hatinya, ia sangat senang atas apa yang akan ia capai esok.

“JJ-ah, besok aku akan mengantar ‘music’ kebanggaanmu keperaduan terakhirnya.”

Friday, October 5th 2012
Lee’s Old Mansion

Pagi ini tepat pukul 8.00 para penghuni mansion—kecuali yang pergi sekolah—sudah berada di ruang makan dengan seporsi waffle dan cappuccino dihadapan mereka, sembari berbincang tentang dua orang penghuni baru.

“Morning.” ucap Minho yang baru datang bersama dua orang asing dibelakangnya.

“Morning. Duduklah! Aku akan menyiapkan 3 porsi lagi untuk kalian.” Hyoyeon langsung bergegas kembali ke dapur setelah mengatakannya. Orang asing tersebut hanya tersenyum dan duduk di kursi kosong. Semuanya—kecuali Minho—menatap kearah dua pendatang baru tersebut, bertanya-tanya siapa orang asing yang bermalam di mansion ini.

“Minho-ya, siapa mereka?”

Merasa diperhatikan, dua orang itu memperkenalkan diri mereka. Dan author yakin, kalian tau siapa mereka. Sungmin dan Eunhyuk—sebut saja seperti itu.

Pagi itu semuanya berjalan normal. Hingar bingar burung yang berkicau, udara kaya oksigen menyeruak masuk melalui jendela, para penghuni mansion yang menikmati pagi mereka. Semuanya terjadi seperti biasanya. Sampai sebuah deringan telpon terdengar bagaikan pertanda buruk.

Yoona mengangkatnya, mendekatkan gagang telpon tersebut ke telingannya, “Hello?”. Gagang telpon itu jatuh seketika. Bagaikan tersambar petir, ekspresi wajah cantik itu datar seketika, menyiratkan sebuah ketakutan dan kepanikan teramat sangat tatkala mendengar suara–panik–disebrang sana.

“Kita harus bergegas. Seorang siswa terbunuh.”

***
Minho POV

Pikiranku kini kacau. Sandi-sandi aneh itu saja saat ini belum terpecahkan, muncul pembunuhan yang terjadi didepan mata rekanku, dilingkungan yang sama dengan keberadaan klien kami. Pada akhirnya, aku menyerahkan tentang pembunuhan itu pada yang lain–walau tetap dibawah pengetahuanku, memikirkan sandi-sandi aneh itu sudah cukup menyita waktuku.

“Tinggalkan laptopmu dulu!” Sungmin menepuk pundakku, “Ikutlah kami mengambil amunisi baru.”

Aku hanya mengangguk dan kami—juga Eunhyuk—pun pergi.

***

Kami sudah dalam perjalanan pulang dengan sejumlah amunisi dan kemudi ditangan Eunhyuk. Namun pikiranku masih tertuju dengan kasus-kasus rumit itu. Dan entah mengapa feeling ku selalu berkata ini ada sangkut pautnya dengan salah satu dari kami. Dan bagaimanapun juga, aku harus menyelesaikan kasus rumit yang menghantuiku berbulan-bulan ini. Jika tidak, hangus sudah impianku menjadi detektif FBI.

“Hya, JSAXII, Y.NSWUD arro? (Hey, kau tau JSAXII?)” aku menanyakannya, setidaknya mungkin mereka bisa membantu. Atau tidak sama sekali.

“Sandi ya?” Eunhyuk berfikir, beberapa saat kemudian ia menggeleng “Molla.”

“Jika itu sandi, mungkin saja setiap hurufnya diambil dari huruf awal sebuah kata, mungkin juga sandi itu adalah sebuah kata yang disembunyikan. Kau tau, seperti system sandi ROT1, Caesar atau Vignére. Tapi jika itu Vignére, aku rasa akan menjadi bencana kau tau sendiri kita harus tau keywordnya”

Aku sedikit berfikir, apa yang dikatakan Sungmin ada benarnya. Tapi patut dicoba. Kembali, aku teringat PR yang Tiffany berikan.

“Sica?”

“Mwol?” ujar Sungmin yang terkaget atas apa yang kuucap. Sica. Entah mengapa mulutku mengucap kata tersebut–tanpa kehendakku.

“Sica-ga… Jessica? Kau memikirkanya? Jessica Jung?” sontak aku mendongak ke arah mereka yang tertawa lepas, memprotes tidakan itu, “Anirago! Tiffany menyuruhku mencari arti kata itu. Dan– Ya! Ya! *Geumanhae! (Berhenti!)” aku memekik seraya tawa mereka makin meledak.

“Ah, geunyang igeo– Aigoo! Jinjja! Neo babojanha? (Ah tapi ini– Astaga! Benar-benar! Apa kau bodoh?)”

“Ya! Apa kau tidak bisa bahasa spanyol? Aku jadi tidak percaya FBI memberikanmu kesempatan untuk masuk.”

“Eh? Spanish?” aku menyiritkan dahi tanda tidak mengerti. Bahasa spanyolku memang kurang lancar, namun seingatku tidak ada kata ‘Sica’ dalam bahasa spanyol.

“Music. Sica itu Music. Diambil dari kata musica dalam–”

Music? Aku tersadar, ternyata semua ini benar ada hubunganya. Didalam hati, aku tertawa meremehkan diriku sendiri, betapa payahnya diriku ini. Kini aku mencoba memecahkan JSAXII.

Instingku mengibaratkan J adalah Judo—seperti sebelumnya, S adalah Sica—tapi aku meragukannya, A aku belum tau ini apa–mungkin Anyang?, dan XII aku kira adalah romawi untuk angka 12. Tapi ini sungguh mudah bukan? Dan aku tidak percaya dengan kemudahan ini. Terlebih dengan Judo-Sica-Anyang-12 yang tidak aku mengerti.

Dan yang terpenting dari semua itu, I’m on Frustrated.

Aku meraih block note dan penaku, menuliskan beberapa kata yang berhubungan dengan sandi-sandi itu. Tapi entah mengapa otakku memikirkan beberapa kata. Falcon, Vignere dan… Sica.

“Hey ada kemajuan?”

“Isseoyo*. Tapi aku masih ragu tentang ini. JSAXII adalah Judo-Sica-Anyang-12. Beberapa kata itu mungkin ada artinya bukan? Dan, aku berfikir kalau aku akan menggunakan metode Vignere untuk sandi Y.NSWUD (*Ada)” jelasku, “Dan mungkin itu memakan waktu yang cukup lama.”

“Hmm, kau benar karna kau harus menebak keyword nya terlebih dahulu” ucap Sungmin

“Dan menebak adalah sesuatu yang mengandalkan peruntungan” tambah Eunhyuk. Aku hanya mengangguk sembari tenggelam dalam fikiran rumit ini. Sebagai seorang detektif pro, aku harus menyelesaikan kasus yang telah aku ambil segala resikonya.

“Cobalah ini Minho-ya! Kau pasti terkejut!” Sungmin mengagetkanku dengan menyodorkan sebuah sniper scoop baru–hanya scoopnya. Dan benar saja, aku terkejut. Scoop dengan perbesaran 25x dengan jangkauan 250 yard.

Aku mengarahkan nya keluar jendela sembari berdecak kagum, “Sungmin hyung, ige jinjja daebak!”

“250 yard menurutku buka apa-apa. Buronan kami–FBI, Phantom, dia membuat sebuah sniper scoop dengan perbesaran 100x—yang tentunya illegal. Saat ia tertangkap kami tidak sempat—”

Aku tidak mendengar kelanjutan kalimat Sungmin, semua indraku bagai teralihkan oleh pandangan—yang aku lihat dengan scoop ini—menyeramkan di atas sebuah gedung 5 lantai. Sontak aku terkaget. Seseorang berpakaian hitam tak lupa topi dan kacamata yang serba hitam dengan long-rifle-sniper ditangannya.

Seperti semuanya terlihat jelas dimataku. Namun kejelasan itu membuatku panic. “Ya! Berhenti! Gedung itu, tepat di utara Anyang High School bukan?!”

“Ne, kira-kira kurang dari 1 kilometer dari—”

“Eunhyuk hyung, putar mobilnya, PPALI!”

***
Author POV
Anyang High School

Seorang gadis dengan rambut coklat dikuncir kuda berjalan riang melewati lorong sekolahnya. Ia baru saja selesai melepas kegelisahannya(?).

Tapi ia terhenti begitu mendengar music yang berdentum samar-samar ditelinganya. Siapa yang menyalakan music ini? pikirnya. Atas rasa penasarannya, tubuhnya bergerak mencari asal music itu. Sampai ia memasuki dance room dan berdiri terpaku disana. Namja yang akhir-akhir ini bersamanya tengah menari ria seakan dunia miliknya seorang.

Gadis itu tersedar—sekaligus kaget—tatkala music dan gerak namja itu berhenti. Kekagetannya makin bertambah dengan sadarnya namja itu akan kehadirannya. “Itu akan jadi pembuka porseni kategori menari. Eotte, Kim Taeyeon?”

“Eung… Meotjin. (Hebat)” ucap Taeyeon dengan gugup. Gugup? Entah mengapa rasa itu menggerayanginya disaat seperti ini. Namja itu dengan keadaan rambut yang basah oleh keringat, nafas terengah, dan… Ah! Bahkan Taeyeon tidak mampu mendeskripsikannya lebih lengkap.

“Ah jeongmal? Kalau begitu, kau harus melihatku di atas panggung! Aku janji akan menampilkan yang terbaik untukmu!”

‘Terbaik? Untukku?’. Taeyeon kembali membeku. Kata-kata namja itu terlalu indah untuk dilontarkan. Tanpa sadar, rona merah muda menghiasi wajah cantik Taeyeon. Dan tanpa sadar juga, namja itu sudah berlari meninggalkannya sendiri. Bermaksud mengajak Taeyeon bermain-main.

“Taeyeon-ah! Kalau kau sampai aula duluan, aku akan meneraktirmu!”

Dan Taeyeon mengikuti permaian itu.

Namja itu tiba-tiba berhenti, menatap keluar koridor dengan alis terangkat. Diikuti Taeyeon yang juga berhenti, menatap ke arah yang sama. Disana, ada dua orang namja—dengan pakaian serba hitam dan wajah tertutup—membawa sebuah koper hitam yang panjangnya hampir sama dengan gitar dan sebuah suit case yang juga berwarna hitam.

“Taeyeon-ah, apa mereka yang membawa properti porseni? Tapi bukankah aula berada didepan?”

“Nan molla, Jungsoo-ya (Aku tidak tau)” Taeyeon menggeleng.

Dengan inisiatifnya, Jungsoo—namja itu—menarik Taeyeon ke arah dua orang namja misterius tersebut. Jungsoo meneriaki 2 orang namja itu berkali-kali, namun anehnya 2 namja itu pura-pura tidak mendengar. Mereka malah berhenti disebuah pohon besar dan membuka koper-koper mereka.

Salah satu namja itu meraih sebuah benda dari suit case-nya, lalu berbalik dan menodongkan benda itu ke arah Taeyeon dan Jungsoo. Membuat keduanya terperanjat kaget, terlebih lagi Taeyeon. Benda itu… Handgun.

“Ya! Kalian in—”

“Shut up!! Get down! Or die?! (Diam!! Tiarap! Atau Mati?!)” Salah satu dari namja misterius itu memotong perkataan Jungsoo dengan logat Chinese nya juga handgun yang siap ditarik pelatuknya kapanpun ia mau.

Jungsoo mengikuti instruksi namja itu, dan meminta Taeyeon untuk melakukan hal yang sama. Tapi apadaya, Taeyeon yang selalu didik oleh Black Eyes untuk tidak mengikuti instruksi apapun dari orang yang mencurigakan, tetap berdiri tegak. Dan itu menarik perhatian namja misterius itu.

“Kill him! She’s one of Black Eyes! (Habisi dia! Dia salah satu dari Black Eyes!)” pekik namja satunya

“Try if you can! (Cobalah kalau bisa!)” tantang Taeyeon. Sedetik kemudian, namja dengan handgun ditangannya meringis kesakitan direrumputan. Taeyeon berhasil menyerang namja itu dengan sejumlah jurus andalannya. Tinggal satu lagi, pikirnya.

Taeyeon mengeluarkan handgun miliknya dari saku cardigan yang ia kenakan, “Throw your gun and get down now!! (Buang pistolmu dan tiarap sekarang!!)” ucapnya.

Jungsoo yang melihatnya terkaget. Perlahan ia berdiri. Berfikir untuk membantu. Ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi, namun ia tidak akan membiarkan Taeyeon berjuang sendirian dan juga ia tidak mau melanggar janjinya.

“Never!!”

‘DAARR!

Taeyeon memejamkan mata. Namun ia tidak merasakan sakit disekujur tubuhnya. Yang terdengar hanyalah suara letupan handgun dan… Suara benda berat yang terjatuh.

“Should I kill that girl now, Falcon?”

“Not now. That brat is waiting. And we can’t waste our time just for this girl. Hurry up! (Tidak sekarang. Bocah itu sudah menunggu. Dan kita tak bisa membuang waktu hanya untuk gadis ini. Cepatlah!)”

Taeyeon sudah membuka matanya. Lututnya lemas seketika melihat seseorang dengan darah yang mengalir–tepat dari dada–dihadapannya. Kini ia tidak perduli dengan orang-orang misterius itu.

“Bertahanlah, Jungsoo-ya! Aku akan memanggil bantuan.” Jari-jemari Taeyeon sudah menekan 119 pada ponselnya, namun sebuah tangan berlumuran darah mencegahnya.

“Tugasku sudah selesai.” Jungsoo berbicara tergagap dengan darah segar mengalir dari mulutnya, “Taeyeon-ah, Jung-il menjemputku.”

Taeyeon menggeleng lemah, air matanya mulai berjatuhan.

“Uljimayo” tingkat kesadaran Jungsoo mulai menghilang perlahan, tak berapa lama, ia mengucapkan kata terakhirnya “Saranghae.”

“Park Jungsoo! Ireonayo! Park Jungsoo!” tangis Taeyeon pecah seketika, “Cukup Jung-il saja! Mengapa kau juga!? Park Jungsoo—”

“Stop it Kim Taeyeon, he passed.”

***

Dengan langkah riangnya, seorang namja berjalan menaiki anak tangga yang membawanya ke sebuah pintu menuju ruangan terbuka. Tangannya meraih kenop pintu tersebut dan mendorongnya perlahan. Melabaikan tangannya pada seseorang yang sudah menunggunya, “Yo!”

Namja itu berhenti tepat dihadapan orang berbalut seragam yang sama dengannya tanpa menduga apa yang akan terjadi setelahnya, “Jadi ada—hmmpph! Hhmmphh!! Hh”

Orang itu menyunggingkan smirknya setelah suskes membuat namja periang tadi pingsan dengan obat biusnya. Segera dengan gerakan cepat, ia meraih ponselnya, menghubungi beberapa rekannya.

“I got the fake target. So get ready, the real target will come as soon as possible (Aku mendapatkan ‘fake’ targetnya. Jadi bersiaplah, sang ‘real’ target akan datang secepat mungkin)”

***

Seorang gadis berwajah European menelusuri koridor sekolah dengan wajah ditekuk dan mulut yang bergumam tak jelas. Mencari seseorang. Khawatir dirasakannya sedari ada laporan tentang menghilangnya orang tersebut. Dan rasa khawatir itu juga dapat disembunyikannya dengan baik dibalik wajah tertekuknya.

Langkahnya terhenti saat ia mencapai koridor lantai 5 gedung sekolahnya. Lagi-lagi ia mendecak kesal “Lee Donghae! Eodiga?!!”

Koridor lantai 5 memang tidak ada apa-apanya selain 2 ruang konseling dan deretan anak tangga menuju rooftop. Berbicara tentang rooftop, gadis itu mempunyai feeling kalau namja yang dicarinya–Donghae, ada disana.

Kakinya kembali melangkah namun kali ini menaiki anak tangga menuju rooftop itu. Tangannya meraih kenop pintu dan membukanya. Dan ia menemukan sosok namja, bukan Donghae, melainkan teman sekelasnya. “Apa kau melihat Donghae, Cho Kyuhyun?”

“Donghae? I wonder where is he…” namja yang dipanggil Kyuhyun hanya menyunggingkan smirknya, membuat gadis itu menyiritkan matanya.

“Don’t joke— Hey! Ya! Ya! Let me go!” gadis itu memekik kencang, seseorang telah mengikatnya dari belakang. Gadis itu didudukkan dengan paksa disebuah kursi dan kembali diikat dan tepat dibelakangnya seorang namja dengan keadaan tak sadar juga terikat dikursi. Lee Donghae.

“Hey! You Bastard! Siapa sebenarnya kau?!”

“Falcon, that’s my famous name.” gadis itu tercenggang, kini penjahat nomor satu didunia tengah berdiri dengan membawa hawa pembunuhan dihadapanya. Dan tanpa sadarnya orang-orang disana, tingkat kesadaran Donghae mulai meningkat.

“Haha, good job my boy.” Seorang namja dengan kisaran umur 40-50 tahun muncul, memuji Falcon juga memancarkan aura penuh kebencian pada gadis itu.
Sontak saja gadis itu kembali tercenggang, walaupun terkena kilauan matahari gadis itu tetap masih bisa mengenalnya dengan baik, “Ajhussi?”

“Eeh, it’s so impressive that you remember me, Jessica. Ah, I mean, Jung Sooyeon?” Aura kebencian, seriangan penuh dendam, tampak begitu jelas dari namja itu.

“Kau… Sooyeon?” Donghae terbelalak tak percaya. Gadis yang juga terikat dibelakangnya adalah teman masa kecilnya.

Jessica kembali memekik, “What do you want?!!”
Pemikirannya—Jessica—selama ini benar bahwa yang diincar bukanlah Donghae tapi dirinya. Dan lebih mengejutkannya lagi, dalang dari semua ini adalah orang yang berstatus sebagai teman dekat ayahnya.

Berfikiran untuk melarikan diri memang ada baik dalam benak Jessica maupun Donghae. Namun disituasi sempit seperti ini bagaimana mungkin? Orang-orang bersenjata lengkap di setiap sudutnya, Falcon–alias Kyuhyun–yang tak jauh dari posisi mereka, dan seseorang dengan pistol berjenis SIG Mosquito dilengkapi peredam suara tepat di ambang satu-satunya jalan keluar. Dengan mereka semua yang siaga seperti itu, kecil kemungkinannya untuk melarikan diri.

“What I want? Aku hanya ingin keadilan dan—”

‘DAARR! DAARRR! DAARRR!

Suara tembakan yang terdengar samar-samar membuat tegang suasana. Belum lagi dengan tiga kali tembakan yang menembus pintu membuat tewas ditempatnya orang diambang pintu diikuti dengan runtuhnya pintu tersebut. Dan muncullah sekelompok orang dengan lencana Black Eyes didadanya.

“Beraninya kau!!” Namja itu terlihat murka, ia mengerahkan anak-anak buahnya untuk menyerang orang-orang Black Eyes, dan akhirnya pertarungan sengit terjadi disana.
Melihat situasi tersebut, Jessica yang terikat dikursi tanpa pikir panjang memundurkan kursinya dan mencoba melepaskan ikatan tangan Donghae. Dan itu membuat Donghae terkaget, dengan berbisik ia berkata “Jessica-ya, apa kau gila? Bagaimana kalau ketauan?”

Jessica hanya terus mencoba membuka ikatan tangan Donghae dengan tangannya yang juga terikat tanpa mengubris perkataan Donghae. Sampai akhirnya seseorang memotongnya dengan pisau lipat. Jessica menghela nafas leganya.

“Cepat pergi dari sini!” pekik seorang namja bernama Kangin. Sebagai balasannya, Jessica hanya mengangguk kemudian ia menarik tangan Donghae untuk kabur namun sebelum itu, Falcon mencegat mereka, “You two can’t go before die!”

“Dan aku tidak akan mati karna aku tidak mau!” Jessica menyerang Falcon dengan serangkaian hasil latihan karate nya. Sementara Donghae, sibuk melindungi diri dari beberapa serangan lain.

Disisi lain, terdapat Minho dan ‘Sang Dalang’ yang sedang beradu bela diri. Tak berapa lama, Minho pun berhasil menjatuhkan lawannya. Begitu pula dengan Jessica yang dapat menjatuhkan Falcon dibantu dengan Kangin dan Eunhyuk.

Tidak terima dengan kondisi berbalik seperti ini, Falcon memekik pada walkie-talkie kecil yang menempel ditelinganya, “Falcon to Phantom! Do the B plan! *Kuài! (*Cepat! [Chinese])”

“Phantom? It’s useless! Pria china bernama Henry itu sudah kami bekuk!” Minho menyeringai, “Now, atas nama Kepolisian Korea Selatan, Black Eyes serta FBI, Anda: Falcon, ditangkap atas banyak tuduhan–yang kau pasti tau itu apa. Sedangkan Anda: Jacob Park, atas tuduhan pembunuhan berencana dan mungkin akan menjadi pembunuhan serial jika anda berhasil membunuh Jessica.”

“Darimana kau tau semua itu?”

Minho menyeringai penuh kemenangan, “Tentang kejadian 10 tahun lalu aku tidak tau pasti–namun aku punya bukti kuat. Kalau tentang penyelesaian kasus ini kuncinya adalah pesan-pesanmu, music dan memori masa lalu. Dan tentang namamu…” Minho menghela nafasnya, “Hah… Aku tidak menyangka kalau itu adalah Vignére dengan kata kunci Jessica. Apa sebegitu terobsesinya kau pada nama Jessica?”

Jacob tampak menyerah, begitu juga dengan Falcon, potongan baja aluminium sudah mengikat tangannya. Tapi tidak dengan Jacob, dengan gerakan gesitnya, ia merampas pistol namja yang memeganginya, kemudian mengarahkannya pada Jessica.

‘DDAARRR!!

Letupan pistol itu membuat semuanya terkaget. Namun Jessica sama sekali tidak merasakan sakit disekujur tubuhnya, ia hanya meraskan pelukan hangat dan bisikan berupa “Gwenchanna” ditelinganya.

“Oh, Shit!” Jacob kembali memekik saat orang-orang Black Eyes membekuknya dan saat ia tau Jessica tidak terkena tembakannya.

Sementara itu, gemetar dan rasa takut Jessica menguap tatkala pelukan hangat itu mengendur dan terlepas darinya. Sedetik kemudian, tubuh yang memeluknya itupun terjatuh, tak sadarkan diri.

“LEE DONGHAE!”

***

“Apa motif mu?”

“Keadilan.”

“Tolong lebih spesifik.”

Namja dengan umur 40 tahun itu–yang sedang dimintai keterangan oleh pihak B.E dan FBI—hanya menyeringai, “Spesifik? Adakah reward nya untuk itu? Kalau—”

‘BRAAKK

“Mengapa ajhussi ingin membunuh seluruh keluargaku? Dendam? Berikan alasan yang jelas!” Seorang gadis tiba-tiba masuk–dengan membanting pintu—sebuah ruangan yang terdapat kaca tebal ditengah untuk membatasi antara sang tersangka—namja 40 tahun itu—dan Minho serta berapa pihak FBI—termasuk Sungmin dan Kangin.

“Ya, dendam.”

“Atas apa?”

“Ayahmu dan keluarga asli kami. Mungkin kau sudah dengar kalau aku dan ayahmu kembar dan—”

“Aku baru mendengarnya” ucap gadis itu memotong, “Lanjutkan.”

“Sebelumnya saya ingin bertanya, Minho-ssi, bagaimana anda tau tetang semua ini?”

“Tidak semua Park Sangchul-ssi,” Minho meregangkan otot-ototnya, mencoba untuk lebih santai, “Pertama, mengenai tempat. Saya sangat berterimakasih pada Tiffany—yang memberiku PR, juga pada Sungmin serta kaki-tanganmu, Phantom—alias Henry. JSAXII? Terkadang sandi yang terlihat sukar seperti ini tidak sesukar yang dibayangkan. Awalnya saya hanya menebak namun semuanya tampak begitu jelas saat mengingat kata sica dan porseni. Jika J adalah Judo, S adalah Sica, A adalah Anyang dan XII untuk 12. Hubungannya? Judo adalah cabang olahraga, Sica adalah Spanish untuk musik, Anyang? Tentu saja nama kota dan 12 adalah tetap. Semua itu mengarah pada pesta olahraga dan seni tahunan Anyang Highschool ke-12.”

“Selanjutnya, nama anda.” lanjutnya, “Sesuatu yang menarik dari Y.NSWUD adalah metode Vignére. Seperti yang kita tau, sandi Vignére tidak akan bisa dipecahkan tanpa keyword, dan keyword pasti berupa kata dengan jumlah huruf yang sama dengan sandi tersebut. Saya mencoba beberapa kata dalam sandi JSAXII. Judo dan Sica memiliki 4 huruf, Duabelas itu 8 huruf sementara Anyang adalah 6 huruf, sama besarnya dengan Y.NSWUD. Tapi keywordnya bukan Anyang, namun Sica.”

Orang-orang didalam ruangan itu tercenggang, dan Minho hanya menyeringai.
“So desuka*. Awalnya ini memang ganjil, tapi saya berfikir keras untuk mengetahuinya. Dan saya mendapat pencerahan saat mengingat kalimat yang ditulis dalam diary berbentuk disket milik ayah Jessica. (*Benar [Japanese])”

Jessica hanya tercenggang mendengarnya, “Ayahku?” Bahkan ia tidak pernah membaca–lebih tepatnya mengetahui—tentang diary ayahnya yang sudah meninggal.

Minho mulai berbicara kembali, “‘18 April 1995. My First Daughter was born! Hope she’ll be a beautiful music.’ seperti itu bunyinya. Mari kita analisa ini, She adalah kata ganti untuk perempuan. Lee Donghae adalah pria—tentu saja, tanggal lahirnya pun bukan 18 April 1995—jadi tidak mungkin Donghae, jadi saya berfikir mungkin anak perempuan yang dimaksud adalah orang yang dekat dengan Donghae. Karna berdasarkan Donghae pemilik disket itu adalah salau satu kerabatnya. Dan seorang perempuan yang dekat dengannya yang juga mempunyai unsur kata musik dalam namanya danlahir tanggal 18 April 1995 adalah Jessica, jadi saya menjadikannya keyword dan dari Y.NSWUD adalah P.Jacob. Karna tanda titik yang seharusnya sejajar dengan huruf e —pada Jessica—tetaplah tanda titik. Dan jika P adalah Park, kerabat Donghae yang bermarga Park hanyalah anda, Park Sangchul.”

Merasa menang, Minho menyeringai, “Sekarang, apakah anda keberatan jika saya meminta anda menceritakan apa motif anda dan juga spesifikasi tentang tragedy ‘Jung`s Family’ 10 tahun lalu di Los Angeles?”

“Huh. Membunuh untuk balas dendam adalah sebuah langkah yang sangat besar, dan saya adalah tipe orang yang selalu berfikir sebelum bertindak. 10 tahun lalu, saya datang kekediaman Jung dengan rencana besar.”

“Membunuh maksudmu?” potong Minho

“Let me first, Sir.” sergah Sangchul, “Ya, bisa disebut begitu. Sebenarnya saya tidak berniat untuk melenyapkan John malam itu, saya hanya ingin keluarganya. John telah merampas semua yang berharga bagi saya. Keluarga, harta, bahkan Cinta! Dan saya ingin dia merasakan hal yang sama.” Sangchul memekik, amarahnya tersulut.

“Sebelumnya saya akan menceritakan tentang hubungan saya dengan John. My born-name is Jacobo Johnson, and of course his born-name is Jonathan Johnson. Kami besar dipanti asuhan tanpa tau siapa orang tua kandung kami. Suatu ketika, saya mengalami kecelakaan dihari saya diadopsi dan karna itu saya harus mengalami oprasi plastik. Sejak saat itu, saya tinggal di Seoul dan saya bertemu kembali dengan John tanpa mengenalinya—saya tidak mengingat apapun tentangnya—dan kami berteman baik setelahnya bersama Lee Hong Joo—ayah Donghae, dan Choi Seunghyun. Dan disinilah semua bermulai,”

“The first cause, Love. Saat menjadi mahasiswa, saya jatuh cinta pada seorang mahasiswi bernama Kim Haneul. Saya dan Haneul sempat berpacaran beberapa bulan sampai dimalam kelulusan, dia mencampakkan saya dan dua bulan setelahnya, John menjadikannya seorang tunangan dan akhirnya mereka menikah.”

Jessica yang mendengarnya tercenggang untuk sekian kalinya, namun ia menyembunyikannya dengan baik dibalik raut wajahnya yang dingin.

“The second cause, Wealth. 12 Agustus 1997, hari dimana kami berulang tahun. Hari itu saya menyempatkan diri ke Los Angeles untuk bertemu dengan ibu pengasuh saya. Tidak ada yang aneh memang, tapi sebuah ketidak sengajaan mengantar saya menjumpai sebuah berkas warisan orang tua kandung kami yang disana hanya dituliskan nama Johnathan disana—tanpa nama saya. Dan dihari itu juga, aku ingat semua tentang saudara kembarku yang ternyata teman baikku. Saya merasa sangat tidak diingankan dan saya mulai membencinya.”

“The last cause, my beloved Family. 24 Oktober 1997, terjadi kecelakaan beruntun di Seoul. John ada disana— tentu saja! Istri dan anak saya menumpangi mobil John untuk sampai ke kantor saya, namun sebelum sampai disana, John berhenti untuk keluar membeli kue pesanan istrinya sementara istri dan anak saya. Truk dengan 12 roda menabrak mobilnya yang terparkir di trotoar yang ditumpangi anak dan istri saya—yang sedang hamil. Dan semua itu salah John! Ia meninggalkan istri dan anakku disana tanpa membantu mereka!”

Lagi-lagi Jessica tercenggang dan kali ini disertai dengan pekikan, “Kau bodoh, Ajhussi! Asal kau tau, ayahku selalu dihantui rasa bersalah sejak itu! Dan—”

‘BRRAAAKK

Bantingan pintu yang dibuat Lee Hongjoo dan Choi Seunghyun dari sisi ruang tempat Sangchul duduk. Dengan cekatan, Seunghyun menarik kerah kemeja Sangchul, “Jangan asal bicara kau hyung! Hanya orang bodoh seperti kau yang membalas dendam dengan membunuh!!”

‘BUGH . Satu tinjuan melayang tepat di wajah Sangchul. Seunghyun yang melakukannya, “Itu untuk kebodohanmu!” ‘BUGH . Satu tinjuan lagi disisi yang berbeda, “Dan itu untuk prasangka burukmu!!”

“Seunghyun-ah hajima!” Hongjoo mencoba menenangkan Seunghyun. Namun Seunghyun tetap menampar Sangchul dengan tumpukan kertas usang, “Apa yang kau bicarakan tentang John tidak benar! Baca itu!! Surat yang ditulisnya untuk menjadi ahli waris! Bahkan ia memberikan e-Jung`s dan seluruh isinya padamu!! Bukan pada anak-anaknya!”
Sangchul terlonjak kaget, kakinya lemas begitu saja.

“Dan kau bilang apa tadi? Tidak diinginkan? Jangan bodoh! Disalah satu surat itu, ada akta tanah atas namamu! Dan orang tua kandungmu yang memberikannya!!” Seunghyun mengerang, “Aku akan pastikan kau dipidana mati! Atau paling ringan, penjara seumur hidup. Selamat siang.”

“Kau pantas mendapatkan tinjuan itu, Park Sangchul-ssi” Jessica bangkit, memegang gagang pintu, berniat pergi seperti Seunghyun, sebelum Sangchul meneriaki sesuatu “Mengenai e-Jung`s, aku menyerahkannya padamu.”

“Oh, itu memang hakku. Selamat siang.”

Jessica melangkah keluar, berlari mengejar Seunghyun, “Ajhussi! Seunghyun ajhussi!”
Seunghyun berbalik, “Ada apa?”

“Ajhussi, manhi-manhi khamsahamnida. Berkat kau dan Black Eyes, semuanya terungkap. Dan untuk Park Sangchul, tolong hukum dia seberat-beratnya, dan–”

“Jessica-ya, aku tau kau membenci Sangchul hyung, tapi bukankah ia satu-satunya keluargamu? Masalah hukuman, biar hakim yang menentukan. Maafkanlah dia, dia sudah cukup mendapat pelajaran.”

“Dia bukan keluargaku. Keluarga akan melindungi anggota keluarga lain, tapi orang itu tidak. Lagipula selama ini aku mempunyai keluarga yang lebih besar.” Jessica tersenyum dengan tulus, “Kalian.”

Seunghyun pun ikut tersenyum karenanya, “Kau sudah besar, Sooyeon-ah.”

“Ah iya, aku punya sesuatu untuk mu. Tapi jangan dibuka sekarang” Seunghyun menyodorkan sebuah amplop, “Sudah waktunya kau berhenti dari dunia investigasi setelah kau mengetahui segalanya tentang orang tuamu.”

“Hey hey! Ajhussi memecatku?”

“Aku hanya ingin membantumu agar kau dapat duduk dengan tenang di kursi besar e-Jung`s”

Jessica terbelalak kaget, “Untuk apa?”

“It’s Game Over. e-Jung`s tidur selama sepuluh tahun ini sudah waktunya untuk bangkit. Walaupun nama Sangchul hyung tertulis sebagai pemilik e-Jung`s atas permintaan ayahmu, namun karna hukuman pidana yang akan dijalaninya, secara hukum, kaulah yang akan mengendalikan e-Jung`s. Dan sekarang semua terserah padamu. Hubungi aku jika kau sudah memutuskan. Annyeong, Sooyeon-ah.”

Jessica hanya tersenyum, melambaikan tangannya pada Seunghyun yang lambat-laun tak terlihat.

03.00 pm KST

Beep… Beep… Beep…
Suara seperti itu terdengar jelas disebuah ruangan serba putih dengan sebuah ranjang, sofa dan alat-alat kedokteran. Disana, terdapat seorang namja terbaring lemah dengan selang kecil dihidung dan lengannya. Disampingnya, seorang yeoja duduk dan mengelus tangannya terus-menerus, berharap namja itu bangun dan menatapnya.
Seseorang tiba-tiba masuk dan duduk disamping Jessica, “Bagaimana keadaannya, Jessica?”

“Tidak ada perubahan, Sooyoung-ah. Ah, Bagaimana denganmu? Kudengar dari Seohyun, kau tidak percaya Kyuhyun adalah Falcon?”

“Sampai detik inipun aku tidak percaya. Secara fisik Kyuhyun adalah Falcon dan Falcon adalah Kyuhyun sedangkan secara psikis Kyuhyun adalah Falcon dan Falcon bukanlah Kyuhyun. Bukankah semua ini membingungkan?”

Jessica terkikik pelan, dugaannya benar bahwa Sooyoung sedang jatuh cinta, “Berfikirlah dengan jernih. Otakmu telah terbius oleh namja itu.”

“Enak saja,” ujar Sooyoung, “Dan kau? Bagaimana denganmu? Namja ini… Bukankah kau mencintainya?”

“Aiden… Hmm, aku tidak dapat memungkirinya.” Jessica merenung, “Sooyoung-ah, aku akan keluar dari Black Eyes.” Perkataan itu sukses membuat Sooyoung yang mendengarnya terkaget, “Waeyo?”

“Aku punya banyak alasan untuk itu.” Jessica beranjak, menyodorkan sepucuk surat pada Sooyoung, “Saat Donghae mencariku, berikan ini padanya.”

“Ada apa ini?”

“Tidak ada.” Jessica mengulurkan tangannya pada Sooyoung dan Sooyoung dengan ragu menjabatnya, “Cha, dengan ini kita resmi menyampaikan salam perpisahan. Tolong sampaikan juga salam dan maafku ini untuk Black Soshi, Kyungsoo, Jonghyun dan Minho. Gomawo, Choi Sooyoung.”

Sooyoung menyiritkan matanya tanda bingung. Apa maksud dari semua ini? Perpisahan? Semua itu berputar dibenak Sooyoung. Tanpa sadarnya, Jessica sudah pergi dari hadapannya.

“Ngh, dimana aku?” gumam Donghae yang baru siuman. Sooyoung yang melihatnya hanya berkta, “Rumah sakit. Kau tertembak tadi, pelurunya menembus cardigan anti-peluru mu, tapi untung saja tidak menembus jantungmu. Dan—”

“Dimana Jessica?” Donghae memotong perkataan Sooyoung. “Pergi entah kemana, tapi ia meninggalkan surat untukmu. Cha”

Dengan cekatan dan jantung yang berdebar, Donghae membaca suratnya.
Sementara itu ditempat lain, Jessica sudah berada dalam sebuah taxi. Ditangannya sudah ada passport, visa dan sebuah amplop berlabelkan California Institute of Technology.

Jessica memandang keluar jendela, tersenyum miris. Sungguh berat meninggalkan Korea setelah apa yang dilaluinya selama 2 bulan ini. Ia mengingat-ingat surat yang dituliskannya untuk Donghae dan disaat yang sama, ia menitikkan air mata.

‘For: Aiden

Aku tidak tau harus mulai darimana tapi sebelumnya, gomawo karna telah melindungiku, memperhatikanku dan peduli padaku.
Setelah 10 tahun kita berpisah dan baru bertemu 2 bulan ini, rasanya mengatakan ini sangat kejam, tapi… aku akan pergi dan aku tidak tau kapan aku akan menemuimu lagi.
Suatu saat nanti, aku yakin kita akan bertemu lagi. Dan ketika saat itu tiba, aku yakin kita tidak akan terpisah lagi. Maka jangan cari aku untuk saat ini.
Maaf jika aku selalu merepotkanmu. Maaf jika aku selalu dingin dan acuh padamu. Maaf jika aku membohongimu.

With Love,
Jung Sooyeon

Seiring dengan berakhirnya surat itu, air mata Jessica mengalir dengan deras. Ia takut jalan yang diambilnya salah, namun disisi lain, Jessica harus melakukan apa yang ia sudah perhitungkan resikonya. Termasuk meninggalkan namja yang ia dambakan.

‘Annyeonghi, Lee Donghae’

*******
Hng, udah selesai belum ya FF nya? ‘-‘ *digebukinreader
Jangan marah dulu, masih ada kok ._.v
Lanjuut!
*******

7 Years Later…

Seorang gadis dengan sebucket bunga ditangannya, berjalan menelusuri pemakaman di salah satu distrik di Shibuya, Jepang. Ia berhenti di dua buah makam yang sangat berarti untuknya.

“Annyeong Jung-il-ah, Jungsoo-ya. Aku datang lagi”

Sudah 7 tahun terakhir sejak kematian Jungsoo, Kim Taeyeon–nama gadis itu—menetap di Jepang dan selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke kedua makam ini setiap harinya. Seperti sekarang ini, dengan senyuman tulus–namun terkesan pahit, ia menyapa 2 orang yang teramat sangat berarti untuknya yang sudah terpendam didalam sana.
Selalu begitu setiap harinya tanpa pernah bosan. Akan tetapi, setiap harinya ia juga selalu berdoa di hadapan dua makam tersebut,

‘Semoga aku dapat menemukan kebahagiaan walalu kalian telah tiada’

Los Angeles, California.

Dibelahan bumi yang berbeda namun dalam situasi yang sama, seorang gadis berjalan merunduk dengan 3 bucket lily putih ditangannya. Suasana damai menyapanya begitu ia memasuki area pemakaman. Langkahnya terhenti dihadapan tiga buah makam.
“Dad, Mom, Sis, I’m coming!”

Dengan senyuman tipis diwajahnya, ia menaruh bunga di masing-masing makam. Sampai ia membeku karena terkejut atas adanya sebuah tangan yang meletakkan bucket bunga di makam didepannya.

Perlahan gadis itu menoleh dan mendapati seorang namja dengan postur tubuh tegap disampingnya. Sontak saja, ia terkejut dan gadis itu berdiri, dengan tetap menaruh tatapan pada namja yang kini dihadapannya.

Sama kagetnya dengan gadis itu, namja itu terkejut dalam diam. Entah bagaimana harus bereaksi apa. Namun tek beberapa lama, ia mendekap gadis dihadapannya dengan erat. Menyalurkan seluruh rasa rindunya lewat dekapan yang ia buat, “Bogoshippeoseo, Jung Sooyeon”

Didalam hatinya, gadis itu sungguh bersyukur. Akhirnya, setelah 7 tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan. Dan seakan-akan mereka bisa ber-telephaty, mereka menyalurkan perasaan masing-masing tanpa harus berucap.

‘Kau tau aku sangat menantikan ini, Donghae-ya. Aku sangat merindukanmu.’

‘Selama 7 tahun ini aku tidak bisa tidur dengan tenang, Sooyeon-ah. Dan aku pikir aku bisa tidur nyenyak malam ini karna kau kembali.’

‘Aku tidak akan pergi lagi, Aiden.’

‘Tidak akan, karna aku mencintaimu.’

***
THE END

Ah, Ugh, So The Story Has Ended With Sad-Happy Ending.
Dan Dengan Ini, Author Nyatakan, Case Closed!! *kykConanaja–“

2. Cha, Karna FF ini sudah habis, apa yang kalian inginkan dari Author untuk ditulis setelah ini?
a. Before Story ‘Black Soshi’
b. FF Baru
c. After Story ‘Black Soshi’


Sebelumnya, author ga nyangka bakal bisa ngeselesain ini ._.
Jujur aja, FF Black Soshi ini *menurutku* adalah FF yang paling butuh pemikiran serius dari FF yang lain ㅜ.ㅜ . Makanya kadang lama nge-post, Kelamaan nge-post juga karna faktor tugas sekolah yang numpuk ㅠ_ㅠ

Jangan lupa sertakan Kritik + Saran + Jawabannya >< Author tungu loh ^^/

*P.S:
Author mengucapkan banyak terimakasih untuk para reader yang udah setia nungguin FF ini sampe habis *terharu.

Annyeong~~! *lambailambai

First Meeting [Part 3)

first-meeting-andinarima-storyline-part-3

Author : andinarima

Title : First Meeting

Genre : Romance, drama, family

Main Cast : – Jessica Jung Girls’ Generation

– Kris Wu EXO

– Lee Donghae Super Junior

– Tiffany Hwang Girls’ Generation

Support Cast : – SMTOWN Family

Rating : PG+17

Length : Chapter – Ongoing

Disclaimer : Hello, maaf nih buat kalian yang menunggu lama FF HaeSica ini Dan maaf banget untuk part ini pendek sekalii… Dan beberapa part lagi sudah masuk ke klimaksnya nih. Cinta segiempat antar tokoh utama. Komen kalian sangat berarti untukku melanjutkan FF ini.

Inspired by Novel Karya Kim Eun Jeong > My Boyfriend Wedding Dress
Baca lebih lanjut

Black Soshi 6정 – Disc and Twins

HaeSica 6

Title :
Black Soshi

Sub-Title :
6정 – Disc and Twins

Author :
Cho Hyeyoung

Main Cast :
– Jessica Jung
– Lee Donghae

Other Cast :
– Choi Minho
– Do Kyungsoo
– Kim Jonghyun
– Choi Sooyoung
– Kim Taeyeon
– Choi Seunghyun
– Park Jungsoo
– Unknown Character
– And Other…

Type :
AU, Chaptered

Genre :
Suspense, Friendship, Romance, dll~

Rating :
T (Teenager)

Poster :
Cho Hyeyoung

Disclaimer :
Plot is My and the Characters are belong to God
And DO NOT TRY TO RE-POST MY FANFICTION!!

Jweseonghamnida kalau ada yang tidak suka dengan pairing di dalam Fan Fiction ini *deepbow

Sedikit Curcol,
Maaf banget buat reader-deul karna kelamaan nge-post, Author punya banyak tugas akhir-akhir ini 😥 Hueeeee ><

#Warning : Mungkin FF ini bertemakan Serius, Ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa asing, Alur seadanya. But pokoknya,

Happy Reading!

Part Sebelumnya :
Prolog | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3 | Chapter 4 | Chapter 5 | Chapter 6

Baca lebih lanjut